Globe-in-Hand

Ajakan Jonan Ciptakan Dunia yang Lebih Baik Pascapandemi

Dunia telah mengalami banyak perubahan. Salah satu faktor utamanya adalah dengan adanya pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini. Mungkin ada dari antara kita juga pernah berpikir bagaimana cara terbebas dari masa sulit ini dan menciptakan dunia yang lebih baik setelah pandemi berakhir.

Apa yang diperlukan dunia setelah pandemi ini berakhir? Bagaimana caranya untuk menciptakan dunia yang lebih baik?

Jawabannya adalah dengan meningkatkan kemanusiaan.

Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral yang kini menjabat sebagai Independent Commissioner PT Unilever Indonesia ini mengungkapkan bahwa setelah pandemi ini berakhir, kita seharusnya dapat berpikir dan bertindak di luar batas keilmuan yang kita miliki. Ilmu pengetahuan itu sebaiknya tidak hanya menjadi gelar pada nama tanpa kita aplikasikan untuk meningkatkan kemanusiaan.

Baca juga → Pak Jonan Menampar, Akademisi Kepedasan

Keinginan World Economic Forum

Dalam pemaparannya, Jonan juga mengambil sebuah pernyataan dari Klaus Schwab yang merupakan CEO World Economic Forum (WEF). Saat membahas mengenai tatanan dunia setelah pandemi, forum tersebut mengungkapkan keinginan mereka untuk menciptakan dunia yang lebih adil bagi semua orang dengan berharap perusahaan-perusahaan dapat berkontribusi untuk kepentingan bersama.

Untuk menciptakan hal tersebut, jenis pendekatan baru pun diusulkan. Salah satunya kapitalisme pemangku kepentingan atau stakeholder capitalism. Sistem ini tidak lagi hanya mementingkan keuntungan pemilik saham, tetapi juga mengedepankan kepentingan para pemangku kepentingan, seperti pemegang saham, pekerja, pasar, masyarakat, dan juga lingkungan. Dengan sistem itu artinya WEF ingin meningkatkan keadaan dunia sehingga kita bisa menciptakan dunia yang lebih adil.

Dengan kata lain, kita diminta untuk tidak hanya memikirkan kepentingan sendiri, dan beralih untuk memikirkan kebaikan bagi banyak pihak.

Kita tidak boleh hidup nyaman dengan dikelilingi oleh orang-orang yang hanya bisa makan sekali sehari.

Jonan (Keynote Speaker ICE-TES ICE-HUMS 2021)
Tangkapan layar keynote session konferensi virtual “ICE-TES & ICE-HUMS 2021” (sumber: news.maranatha.edu)

Kemanusiaan yang Adil dan Merata

Hasil temuan dan kemajuan teknologi yang ada saat ini, seperti satelit, jaringan 5G, atau revolusi industri 4.0, juga seharusnya dapat lebih dimanfaatkan untuk meningkatkan kemanusiaan. Namun, Jonan mengungkapkan bahwa masih ada ketimpangan dalam memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut.

Di Indonesia, masyarakat yang tinggal di daerah pedalaman masih banyak yang kesulitan untuk mendapatkan listrik. Ia mengatakan, jika hal tersebut saja tidak terpenuhi, maka bagaimana caranya mereka turut menikmati kemajuan teknologi seperti masyarakat yang hidup di perkotaan?

Oleh karena itu, Jonan pun secara tidak langsung mengajak para peserta forum internasional yang sebagian besar merupakan kaum cendekiawan untuk mengimplementasikan ilmu yang mereka miliki agar berguna bagi orang lain juga, termasuk untuk meningkatkan kualitas kehidupan di daerah-daerah tertinggal.

Dengan begitu, akan tercipta Indonesia yang lebih baik.

Kemanusiaan juga dapat ditunjukkan di tengah pandemi ini, yaitu dengan menolong satu sama lain. Jonan menekankan bahwa kita tidak boleh bertahan sendiri tanpa menolong orang lain untuk bertahan juga. Dengan menerapkan nilai kemanusiaan kita terhadap sesama, kita akan cepat melalui masa pandemi dan menciptakan dunia yang lebih baik. 


(Grista Naftalena)

ilustrasi foto atas: Jeremy Bishop on Unsplash

Ini juga menarik → Antara Dahlan Iskan dan Dok Mo Konvalesen

opini umum
5 bintang | 4 penilai