“Katakanlah dengan bunga,” sebuah ungkapan yang sudah sering kita dengar, mengandung arti bahwa bunga adalah simbol perasaan yang tidak terucapkan oleh kata-kata.
Betapa kehidupan kita sebagai manusia berperasaan, dipenuhi dengan bunga. Mulai dari lahir, lulus kuliah, menikah, dan seterusnya hingga tutup usia, perjalanan manusia selalu diiringi dengan bunga.
Pernahkah kita berpikir atau penasaran, ada apakah di balik bunga-bunga itu? Ternyata ada sebuah industri besar yang berada di baliknya.
Baca juga → Blakblakan VM Belia di Nava Sajiva, Cara Desainer Tetap Laku di Era AI
Spesialisasi Profesi Floral Designer
Profesi dalam industri bunga yang paling umum dikenal mungkin adalah “tukang bunga” atau pengusaha bunga papan. Produk bunga papan sering kita jumpai pada acara-acara penting, sebagai ucapan selamat sampai ucapan dukacita.
Namun, profesi perangkai bunga atau floral designer jauh lebih luas dan ada banyak spesialisasinya. Mereka yang spesifik berprofesi sebagai wedding stylist berfokus menggunakan bunga sebagai elemen dekoratif pada acara-acara wedding.
Ada juga specialty dalam bidang flower-to-wear, yakni perancang produk-produk fashion yang menggunakan bunga sebagai material utama rancangan mereka.
Sekarang ini juga mulai banyak yang menggeluti industri bunga sebagai artist atau seniman. Mereka tidak menghasilkan produk komersial, melainkan mengunakan bunga untuk menghasilkan karya yang kemudian dipamerkan sebagai karya seni.
Bunga juga penting dalam dunia interior design. Misalnya saja di hotal-hotel, kita dapat menilai seberapa mewah dan berkelas sebuah hotel dengan melihat seberapa baik rangkaian bunga atau floral installation yang menghiasi lobi hotel tersebut.
Seni Merangkai Bunga
“Industri bunga adalah industri yang cukup besar, tapi mungkin kurang dilihat dan diminati oleh orang-orang Indonesia,” kata Della Octa, praktisi dan pengajar seni merangkai bunga, sesaat sebelum memulai workshop di kampus Maranatha, Bandung (23/1/2025).
Kabar baiknya, saat ini industri bunga di Indonesia sudah mulai berkembang.
“Sekarang ini orang-orang sudah mulai aware memberikan bunga sebagai bahasa kasih, … dan sudah mulai banyak tren yang masuk, seperti misalnya Korean style,” kata Della yang pernah menjadi konsultan proyek rancangan bunga di Istana Negara dan event kedatangan Paus ke Indonesia.

Della Octa, S.Ds. adalah seorang interior & floral designer lulusan Program Sarjana Desain Interior Universitas Kristen Maranatha. Ia berkarier sebagai desainer interior di sebuah perusahaan di Jakarta. Saat ini ia juga aktif sebagai Wakil Ketua Lembaga Sertifikasi Kompetensi Seni Merangkai Bunga dan Desain Flora (LSK SMBDF).
Belum lama ini, Della Octa membawakan workshop “Flower Arrangement for Your Home” dalam rangkaian kegiatan pre-event Nava Sajiva, diselenggarakan oleh Program Sarjana Desain Interior Universitas Kristen Maranatha (21-23/1/2025). Ia membimbing langsung para peserta yang mengikuti aktivitas merangkai bunga dengan kategori beginner dan intermediate.
Gaungkan Tren “Indonesian Style”
Della menjelaskan bahwa sebelum Korean style digemari, tren yang sangat populer dan mendominasi pasar Indonesia adalah Europe style. “Bunganya penuh dan kelihatan banyak,” katanya.
Ia memaparkan bahwa masih ada banyak style merangkai bunga, seperti American style dan ikebana dari Jepang. Ia juga membeberkan mengenai Indonesian style yang sedang diangkat menjadi tren masa kini.
“Nah, yang sekarang tren dan kita gaung-gaungkan adalah Indonesian style,” kata Della penuh semangat.
Ia mengatakan, “Floral designer Indonesia sedang membuat tren baru, yaitu tren Indonesia, mengangkat anyaman janur.” Di Indonesia ada tradisi menganyam janur, contohnya di daerah Bali dan Jawa. Di Bali, janur banyak digunakan dalam proses ibadah.
“Kita mengangkat anyaman janur yang lebih modern sehingga bisa diaplikasikan pada rangkaian-rangkaian bunga yang terkesan modern,” ungkap Della.

Ia mengajak para perangkai bunga Indonesia untuk memopulerkan gaya Indonesian floral design ini agar menjadi tren selanjutnya.
Selain janur, tren Indonesian style juga memanfaatkan bunga-bunga khas Nusantara seperti anggrek dan bunga-bunga tropis lainnya.
Majukan Petani Bunga Hingga Industri Hilir
Della memaparkan bahwa industri bunga di Indosesia sangat menjanjikan dan pasti akan menjadi industri yang besar. Caranya adalah dengan menghidupkan industri ini dari hulu ke hilir, dimulai dari petani bunga.
“Kita sedang berupaya untuk membuat petani bunga Indonesia bisa mempertahankan kualitas yang bagus,” sebutnya.
Ia mengungkapkan bahwa salah satu kendala yang dihadapi oleh industri bunga adalah kualitas bunga yang dihasilkan oleh para petani bunga. “Bibit dari luar yang ditanam di sini, kualitasnya tidak bisa stabil, naik turun,” jelas Della.
Potensi menjanjikan dari industri bunga di Indonesia saat ini dibuktikan dengan bertumbuhya bisnis bunga mulai dari retail florist hingga dekorator, juga tempat-tempat kursus merangkai bunga yang ramai diminati.
Berdasarkan pengalamannya, ada orang-orang yang sengaja belajar merangkai bunga dengan tujuan agar bisa menggonta-ganti model atau gaya rangkaian bunga untuk menghias kamar dan rumahnya.
“Apalagi dengan berkembangnya social media, jadi orang-orang sekarang ini udah lebih aware dengan kebutuhan dekoratif, ungkapnya. Ia juga mengatakan, peluang berbisnis di industri kreatif merangkai bunga masih terbuka lebar dikarenakan saat ini belum terlalu banyak pekerja kreatif yang fokus dalam bidang ini.
Baca juga → Janjikan Pengalaman Unik, Nava Sajiva Experience Space 2025 Siap Gebrak Bandung
Peran Asosiasi Memajukan Industri Bunga Indonesia
Kemajuan industri bunga di Indonesia juga ada kaitannya dengan peran komunitas dan asosiasi. “Di Indonesia ini ada Ikatan Perangkai Bunga Indonesia (IPBI). Kami adalah asosiasi yang berfokus pada pendidikan merangkai bunga se-Indonesia,” ungkap Della yang juga aktif sebagai pengurus Dewan Perwakilan Pusat IPBI.
IPBI adalah organisasi profesi yang menaungi para perangkai, pencinta, pehobi, pengusaha, dan penggiat bunga di Indonesia sejak tahun 1988. IPBI kemudian membentuk LSK SMBDF untuk menunjang penyelenggaraan ujian dan sertifikasi kompetensi merangkai bunga.
IPBI berupaya membentuk citra profesi perangkai bunga serta meningkatkan nilai seni rangkaian bunga di kalangan masyarakat Indonesia. Salah satu misinya adalah untuk menjaga mutu pendidikan seni merangkai bunga dan desain floral di Indonesia.

“Kami fokus mengembangkan pendidikan merangkai bunga supaya industri ini berjalan baik dan seimbang. Kami banyak mengadakan seminar, kelas-kelas merangkai bunga, tutorial, dan segala macam untuk membuka wawasan mereka yang mau belajar, agar dapat belajar dengan baik dan benar,” papar Della.
IPBI juga berperan penting sebagai pemersatu para pelaku industri bunga dari hulu sampai hilir. Mereka terkumpul dalam sebuah organisasi agar dapat saling berbagi dan mengevaluasi, mengetahui perkembangan terbaru, dan mencari solusi bersama bila ada kendala yang dihadapi.
Kemudian, Della juga menambahkan bahwa peran organisasi khususnya LSK juga dibutuhkan oleh industri, sebagai organisasi resmi yang memberikan sertifikasi bagi para perangkai bunga profesional. Hal ini seiring dengan meningkatnya kebutuhan pekerja profesional yang telah tersertifikasi, memiliki kemampuan merangkai bunga dengan standar kompetensi yang baik.
“Selain pendidikan, kami juga mengembangkan tren supaya flora kultural Indonesia dan juga style rangkaian bunga Indonesia semakin berkembang,” ujar Della.
(aa)
foto atas: Della Octa membawakan workshop pre-event Nava Sajiva (sumber: Maranatha News)
editor: MA