Ford adalah merek yang sangat terkenal, pabrikan otomotif terbesar di Amerika Serikat. Merek mobil kebanggaan Amerika ini sudah dikenal di Indonesia sejak puluhan tahun silam, dulu dijual oleh Indonesia Republic Motor Company (IRMC). Pada tahun 2000, diresmikan PT Ford Motor Indonesia (FMI) sebagai agen tunggal pemegang merek (ATPM) Ford di Indonesia.
Mobil-mobil Ford sempat lalu-lalang di jalanan Jakarta dan kota-kota besar Indonesia pada masa jayanya, era 90-an. Saat itu Ford Laser menjadi andalan armada taksi, karena tahan banting dan irit bensin. Ford juga pernah menghilang dari jalanan Indonesia, tidak seperti mobil-mobil merek Jepang yang selalu berseliweran. Keberadaannya pasang surut.
Merek Ford kembali menjadi sorotan di Indonesia ketika FMI memperkenalkan Ford Ranger pada tahun 2002. Penjualan Ford Ranger sangat sukses, pickup bandel itu menjadi primadona terutama di medan-medan pertambangan dan perkebunan. Sejak 2002 sampai 2016, produk-produk Ford yang meluncur di jalanan Indonesia selain Ford Ranger adalah Escape, Everest, Focus, Fiesta, dan EcoSport.
Baca juga → Disneyland Juga Pernah Gagal
Penjualan Ford di tangan FMI berada di angka yang cukup besar dibandingkan dengan merek lain seperti Chevrolet, KIA, Hyundai, dan Peugeot. Bahkan, Ford pernah mencatat rekor 10 besar brand mobil dengan penjualan terbanyak di Indonesia. Namun, kabar buruk terdengar pada tahun 2016. FMI menyatakan berhenti beroperasi.
“Hari ini kami telah mengumumkan keputusan bisnis yang sulit untuk mundur dari seluruh operasi kami di Indonesia pada paruh kedua tahun ini. Hal ini termasuk menutup dealership Ford dan menghentikan penjualan dan impor resmi semua kendaraan Ford.”
Bagus Susanto, Managing Director FMI (25/1/2016)
Kegagalan Sang Raja Otomotif
Raja otomotif Amerika tumbang di Indonesia? Kenapa? Bukankah produk-produk Ford berkualitas bagus?
Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari tutupnya FMI.
Pertama, Ford kalah saing dengan brand Jepang
Tulang punggung Ford adalah produk pickup yaitu Ford Ranger. Konsumen utama produk ini cukup terbatas, yaitu dari kalangan perusahaan khususnya pertambangan, bukan masyarakat umum.
FMI sejak 2002 juga memiliki produk yang menyasar konsumen umum, yaitu Ford Escape. Namun, penjualannya kurang baik, tidak mampu bersaing dengan produk kompetitornya yaitu Honda CR-V dan Nissan X-Trail.
Baca juga → Melirik Netflix, Si Raksasa Hiburan Online
Kedua, Ford tidak punya fasilitas produksi di Indonesia
Ketika produksi Ford Escape di pabriknya yang berlokasi di Filipina dihentikan pada tahun 2012, hal itu juga berimbas pada dihentikannya penjualan Ford Escape di Indonesia. Ford Escape pun semakin tenggelam dilibas oleh Honda dan Nissan.
Kabar buruk juga menimpa produk andalan Ford di Indonesia. Pada tahun 2012 penjualan Ford Ranger merosot dikarenakan banjir di Thailand, berakibat sulitnya pasokan produk yang didatangkan dari sana.
Penjualan Ford di Indonesia sangat bergantung dari negara lain tempat mobilnya diproduksi, terutama Thailand. Ketergantungan impor tersebut juga membuat Ford menghadapi kesulitan, terutama pada margin keuntungan yang tipis. Hal ini juga diperparah dengan anjloknya nilai tukar rupiah dan kenaikan pajak impor pada saat itu.
Ketiga, harga mobil Ford dianggap kurang kompetitif
Produk-produk Ford dijual dengan harga yang lebih mahal bila dibandingkan dengan merek-merek pesaingnya. Pembeli tentunya akan melirik harga yang lebih murah, meskipun terdapat perbedaan kualitas.
Sebagai contoh, Ford meluncurkan EcoSport yang pada saat itu laris manis. Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama, karena pada tahun 2014 Honda mengeluarkan HR-V, produk pesaing sekelas EcoSport. Honda HR-V ditawarkan dengan harga lebih murah, dengan fitur dan kualitas yang tidak lebih unggul dari EcoSport.
Ford juga kalah kompetitif dengan mobil-mobil merek lainnya yang tidak hanya lebih murah, tapi juga lebih muda. Ford Fiesta yang dulunya sempat laris manis juga akhirnya kalah oleh Honda Jazz dan Toyota Yaris. Konsumen Indonesia kurang suka dengan mobil-mobil yang dirasa tua.
Baca juga → Brand Fashion Misterius ala Jennie Blackpink, Strategi Bagus?
Tahun Kebangkitan
Setelah enam tahun tumbang, Ford berani bangkit lagi pada tahun 2022 ini. Kabar baik terdengar dari perwakilan Ford di Indonesia, yang kali ini berada di tangan PT Mitra Bisnis selaku agen pemegang merek (APM) Ford di Indonesia.
PT Mitra Bisnis adalah anak perusahaan RMA Group–perusahaan yang mengelola purnajual produk-produk Ford sejak 2016. RMA Group adalah perusahaan yang menangani servis, spare parts hingga garansi produk-produk Ford di Indonesia setelah ditinggalkan oleh FMI.
“Kami memutuskan untuk memperluas kehadiran otomotif kami dengan mendatangkan produk kelas dunia dan pengalaman kepemilikan khas Ford di armada premium dan pelanggan retail di Indonesia.”
Pinaki Mukherjee, Country Manager RMA Indonesia (17/3/2022)
Kabar kebangkitan Ford ini tentu disambut baik oleh para penggemar mobil dan brand Ford di Indonesia. Apakah Ford sudah belajar dari kegagalannya kemarin? Harusnya sekarang sudah lebih siap bertarung kembali di kancah otomotif Indonesia. Sukses untuk Ford Indonesia!
(Dewa Satrio Pradeliana)
foto atas: Ford Ranger 2022 SuperCrew (ford.com)
editor: MA
Kerenn. Kunjungi https://unair.ac.id/