Menyiram Bunga

Bukan Bualan, Pupuk Bisa Bikin Cuan

Saat ini saya sedang memulai usaha dalam bidang pertanian. Saya mulai menjual pupuk sejak tahun lalu, bermodalkan dua juta rupiah. Saya memulai bisnis ini dikarenakan susahnya mencari uang saat pandemi.

Ada seorang teman yang meminta bantuan untuk mempromosikan produk pupuknya di media sosial dan marketplace. Tentunya sebagai teman yang baik, saya melihat ini menjadi peluang dan mencoba terlebih dahulu.

Awalnya saya memikirkan, pada saat ini orang-orang berada di rumah dan mencoba mengisi waktu dengan bercocok tanam. Saya melihat tetangga sekitar rumah yang tanamannya semakin banyak dan rindang karena proses mengurus tanaman yang lebih intens ketimbang pada saat sebelum work from home. Melihat ada dua peluang yang sangat berhubungan ini, saya mencoba untuk menawarkan produk teman saya kepada beberapa tetangga saya.

Mereka mulanya hanya mencoba. Lalu saya memberikan sampel dengan kemasan re-pack. Beberapa bulan kemudian tetangga saya merasa puas dengan hasil yang diberikan pupuk ini dan mau membeli.

Memanfaatkan Online

Pengalaman tersebut membuat saya berpikir untuk mengembangkan bisnis ini bukan hanya secara offline tetapi online pun wajib untuk dikembangkan. Saya mendesain foto semenarik mungkin untuk menjual pupuk ini secara online. Banyaknya saingan membuat saya harus tetap konsisten dan kreatif untuk konten.

Setelah berjalan beberapa bulan akhirnya ada beberapa order yang masuk. Saya yakin bisnis pertanian merupakan bisnis kunci dan bisa menguntungkan di kemudian hari. Saya pun mengembangkan dengan berbagai cara seperti beriklan di marketplace tersebut.

Namun karena rating yang saya punya sangat minim, membuat pembeli yang membeli dalam kuantitas besar masih ragu dengan toko saya.

Tonggak 100 Botol

Seiring waktu, dalam tiga bulan pertama saya mampu menjual pupuk sebanyak 100 botol. Itu merupakan kuantitas yang sangat banyak, dan membuat saya optimis menjalani bisnis ini menjadi bisnis sampingan yang menguntungkan di kemudian hari.

Kemudian saya mencoba mengembangkan dengan menambah merek baru dalam toko saya. Setelah setahun berjualan, saya bisa menjual 100 botol setiap bulan.

Dari pandemi ini saya belajar bahwa pandemi bukan merupakan alasan untuk berleha-leha dan pasrah, tetapi belajar dan mencari ide baru membuat bisnis dan berinovasi. Bisnis pertanian ini masih sangat terbuka lebar untuk siapa pun yang ingin memulai usaha. Menurut saya, bisnis ini tidak akan pernah mati sampai semua tanaman di muka bumi ini punah.


(Arvin Stefanus)

Temukan artikel bisnis lebih lengkap di sini → Manis Getir Dunia Bisnis

bisnis khusus
0 bintang | 0 penilai