Mahasiswa Magister Ilkom Maranatha

Cara Belajar Anak Kuliahan Beda dengan SMA, Calon Mahasiswa Jangan Kaget!

Memasuki dunia perguruan tinggi merupakan sesuatu yang istimewa, sebab tidak semua lulusan SMA atau sederajat dapat menikmati bangku kuliah. Banyak sekali alasan yang menyertainya, seperti ketidakmampuan dalam bidang akademik, ekonomi, keterbatasan jumlah kursi di perguruan tinggi, dan sebagainya.

Oleh sebab itu, sudah sepantasnya setiap mahasiswa sebutan untuk peserta didik di perguruan tinggi yang berhasil memasuki dunia perguruan tinggi harus memanfaatkan sebaik mungkin proses pembelajaran yang mereka terima di kampusnya.

Proses pembelajaran di perguruan tinggi tentu berbeda dengan SMA atau sederajat.

Tujuan belajar di perguruan tinggi diharapkan dapat menghasilkan tenaga profesional yang terdidik. Proses pembelajarannya lebih interaktif, mandiri, dan lebih “bebas”, baik dalam pengaturan waktu belajar, pemanfaatan fasilitas kampus maupun dalam pengambilan mata kuliah yang hendak ditempuh mahasiswa pada semester tertentu.

Baca juga → Cermat Pilah-pilih Jurusan Kuliah, Jangan Menyesal Kemudian

Perbedaan Cara Belajar di SMA dan Universitas

Ada beberapa perbedaan proses belajar-mengajar di SMA dan perguruan tinggi, tiga di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Jadwal Belajar

Seperti yang kita ketahui, saat masih di SMA, setiap siswa diwajibkan hadir di sekolah, sejak pagi hingga siang atau sore, sesuai dengan kurikulum yang sudah ditetapkan oleh sekolah. Kondisi ini tentu berbeda saat kita sudah kuliah di perguruan tinggi. Jadwal kuliah tidak teratur. Bisa saja pagi kuliah, siangnya kosong (tidak ada jadwal kuliah), lalu sorenya kembali kuliah.

Selain itu, kalau dalam proses pembelajaran tingkat SMA, kita wajib hadir di sekolah mulai Senin sampai Jumat atau Sabtu. Hal ini jauh berbeda ketika kita sudah kuliah di perguruan tinggi, jadwal kuliah sangat dinamis. Bisa saja kuliah Senin, tetapi Selasa libur. Lalu Rabu kuliah lagi dan seterusnya sesuai dengan jadwal yang ada, sehingga membuat mahasiswa bisa saja tidak kuliah setiap hari.

2. Proses Belajar di Kelas

Pada tingkat SMA kita sering sekali melihat guru mengajar dengan kurikulum yang begitu ketat dan cara mengajarnya pun satu arah. Saat kuliah di perguruan tinggi, setiap awal pertemuan dosen akan memberikan silabus (jadwal dan topik pembahasan selama satu semester), sehingga setiap mahasiswa dapat menyiapkan diri dengan baik sebelum menghadiri kuliah (misalnya membaca materi dari buku referensi, internet, makalah dosen, dan sebagainya).

Kalau di SMA, ketika kita tidak mengerjakan tugas pelajaran tertentu, maka kecenderungan yang terjadi, guru yang bersangkutan akan menghubungi dan menanyakan kepada siswa tentang tugas tersebut. Lain lagi saat di perguruan tinggi, mahasiswa diharapkan mandiri dan bertanggung jawab atas setiap tugas yang harus dikerjakannya. Fungsi dosen lebih sekadar fasilitator, sehingga mahasiswa dapat menggali dan menemukan pengetahuan yang lebih mendalam.

3. Tugas Lebih Komprehensif

Tugas-tugas yang diberikan guru pada tingkat SMA biasanya cuma merangkum isi buku atau mengerjakan tugas (soal) yang sudah disiapkan, sedangkan di perguruan tinggi acapkali mahasiswa mengerjakan tugas dari dosen tidak cukup hanya membaca buku referensi yang disampaikan oleh dosen, tetapi harus mencari referensi lain dengan topik yang sama dan penulis yang berbeda.

Tujuannya tidak lain agar mahasiswa dapat melihat sudut pandang yang berbeda. Dengan cara ini diharapkan mahasiswa dapat menganalisis setiap masalah secara lebih mendalam dan memiliki pengetahuan yang lebih luas.

Baca juga → Gagal Masuk PTN? Ini Panduan Terlengkap Memilih PTS agar Tidak Salah Langkah

Perbedaan pembelajaran di SMA dan perguruan tinggi bukan untuk disikapi dengan rasa takut untuk memasuki dunia pendidikan tinggi, tetapi diharapkan kita dapat lebih mempersiapkan diri dengan lebih baik.


(Candra Sinuraya)

artikel ini ditulis oleh Candra Sinuraya, dosen Fakultas Bisnis Maranatha, terbit di Majalah M! dengan judul “Beda Belajar di SMA dan Universitas”

ilustrasi foto atas: Medkom Maranatha

pendidikan
5 bintang | 2 pendukung