Ikan merupakan salah satu makanan bergizi dan sehat bagi sebagian besar masyarakat di Asia. Namun, pengembangbiakan ikan menjadi tantangan bagi para pelaku usaha, terutama usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Tantangan itu disebabkan adanya berbagai faktor yang memengaruhi pengembangbiakan dan pemeliharaan ikan, khususnya ikan air tawar. Kualitas benih ikan dan kualitas air menjadi faktor penting dalam budidaya ikan air tawar. Terlebih lagi, kualitas pakan yang menjadi bahan makanan ikan menjadi faktor penting lainnya.
Ikan air tawar merupakan salah satu makanan berprotein tinggi yang baik bagi kesehatan setiap orang. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia mencanangkan program gemar makan ikan bagi masyarakat, untuk menunjang pemeliharaan kesehatan yang berkelanjutan. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
Produksi ikan juga harus menjadi perhatian karena pengembangbiakan dan pemeliharaannya sangat bergantung kepada ekosistem dari lingkungannya.
Baca juga → Kolaborasi Universitas Nurtanio dan Maranatha Kembangkan Bisnis UMKM Dusun Joglo
Ekonomi biru adalah rancangan optimalisasi sumber daya air yang bertujuan untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui berbagai kegiatan yang inovatif dan kreatif dengan tetap menjamin usaha dan kelestarian lingkungan.
Pengembangan Bisnis Budidaya Ikan Air Tawar
Melalui program ekonomi biru, Pemerintah Indonesia mendorong budidaya ikan, terutama ikan air tawar, bagi para pelaku bisnis. Sebagian besar pelaku bisnis ikan air tawar ini adalah UMKM yang terletak di daerah-daerah yang jauh dari kota besar.
Hal tersebut berkaitan dengan ekosistem lingkungan yang kondusif bagi pengembangbiakan ikan, meliputi kualitas air serta tanah sekitarnya, dan jauh dari polusi.
Perkembangan bisnis para pelaku UMKM ini sangat dibatasi oleh informasi pengetahuan dan suntikan modal. Oleh karena itu, para akademisi dari Universitas Kristen Maranatha dan Universitas Nurtanio berkolaborasi dengan Koperasi Produsen Satujuan 171 Desa Tanjungkerta, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya melakukan kegiatan pengabdian budidaya ikan air tawar.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan pada periode Juni 2024 hingga Maret 2025, melibatkan tim dosen dan mahasiswa dari Fakultas Hukum dan Bisnis Digital Universitas Kristen Maranatha, dan Universitas Nurtanio.
Tim yang terlibat terdiri dari: Dr. Meythi, S.E., M.Si., Ak., CA.; Dr. Riki Martusa, S.E., M.Si., Ak., CA.; Asep R. Rukmana, S.Sos., M.Si., M.AP.; Prof. Dr. Se Tin, S.E., M.Si., Ak., CA.; Dr. Rapina, S.E., M.Si., Ak., CA.; Dahlia Yunita Banjarnahor; Yoel Billy Andatu Yonathan; dan Fadila Cristy.
Baca juga → Akademisi Dukung UMKM Desa Cibahayu Kembangkan Sistem Mina Padi
Mendukung SDGs
Hasil pelatihan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para pelaku UMKM, yaitu anggota Koperasi Produsen Satujuan 171 Desa Tanjungkerta, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya.
Kemudian, hasil produk berupa ikan air tawar dapat mendukung program gemar makan ikan yang dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia. Hal ini juga mendukung pencapaian SDGs, yaitu peningkatan kesehatan masyarakat melalui makanan bergizi.
Pelatihan ini juga mendukung program pemerintah melalui Indikator Kinerja Utama (IKU) 3, yaitu dosen berkegiatan di luar kampus. Berikutnya, kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa yang mendukung IKU 2, yaitu mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus dan berkolaborasi dengan dosen.
Hasil dari pelatihan pada kegiatan pengabdian ini digunakan oleh masyarakat, yaitu para anggota Koperasi Produsen Satujuan 171 Desa Tanjungkerta, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya. Oleh karena itu, pelatihan ini mendukung pencapaian IKU 5.
(Ditulis oleh: Meythi, Riki Martusa, dan Asep R. Rukmana)
foto atas: Kegiatan pengabdian budidaya ikan air tawar di Desa Tanjungkerta, Tasikmalaya
editor: MA