Jadikan Desain Makin Menawan, Terapkan Prinsip Dasarnya

Era digital saat ini, semua orang bisa membuat desain. Generasi medsos apalagi, setiap saat membuat posting yang sudah pasti ada desainnya. Desain yang dimaksud di sini adalah karya desain grafis, seperti poster, banner, sampai konten posting IG feed.

Desain grafis saat ini sudah sangat berubah. Beberapa dekade lalu, ilmu desain masih sangat eksklusif. Aplikasi desain saat itu lebih banyak digunakan untuk kebutuhan profesional. Software desain sulit diakses dan rumit untuk dipelajari, tidak seperti saat ini.

Sekarang ini desain sudah menjadi kebutuhan dasar, baik untuk penggunaan personal maupun profesional.

Desain Makin Mudah

Software-software desain grafis saat ini semakin mudah dijangkau, bahkan banyak yang gratis. Pengoperasiannya pun mudah, bahkan bisa digunakan di smartphone, tanpa perlu komputer atau laptop.

Salah satunya adalah Canva, yang beberapa tahun terakhir naik drastis popularitasnya. Rasanya hampir semua orang yang punya smartphone bisa menggunakan Canva. Membuat karya desain grafis sudah bukan lagi perkara sulit.

Beberapa software desain populer, termasuk Canva yang bisa digunakan secara gratis, Adobe suite yang menjadi standar industri, CorelDRAW yang banyak dipakai di industri grafika Indonesia, juga beberapa lainnya dengan fungsi spesifik untuk prototyping dan UI/UX design.

Namun, yang perlu jadi pertanyaan adalah, apakah dengan menggunakan Canva seseorang pasti bisa menghasilkan karya desain yang efektif?

Ya, betul sekali istilahnya adalah “efektif”, bukan cantik atau estetik semata. Apa maksudnya? Penjelasan berikut ini akan mengupas prinsip-prinsip dasar desain, agar Anda bisa membuat karya desain yang semakin menawan dan efektif, bukan hanya sekadar cantik.

Kriteria “Good Design”

Desain yang baik dapat menyampaikan informasi dan berkomunikasi secara visual dengan efektif dan tepat sasaran.

Efektif yang dimaksud adalah informasi atau pesan yang terkandung dapat tersampaikan dengan baik. Tepat sasaran berarti informasi atau pesan disampaikan tepat kepada khalayak yang dituju.

Sebuah karya desain yang cantik, estetik, dan sedap dipandang, belum tentu dapat menyampaikan informasi atau pesan secara efektif. Demikian juga sebuah karya desain yang memukau kalangan senior, belum tentu menarik bagi anak-anak.

Tiga Hal Mendasar

Ada tiga hal mendasar yang harus kita pahami dalam desain grafis, diuraikan sebagai berikut.

  1. Aspek-aspek pedoman untuk mencapai tujuan (design objectives)
  2. Elemen desain: anggap saja “toolbox” berisi komponen visual
  3. Prinsip desain: “rules” untuk mencapai good design

#1 Design Objectives

Desain grafis bersifat fungsional, berbeda dengan karya seni yang sifatnya ekspresif. Desain bertujuan menyampaikan pesan dan memecahkan masalah komunikasi melalui media dengan efektif dan tepat.

Berikut ini adalah tiga aspek dasar yang bisa menjadi pedoman agar tujuan desain tercapai.

1. Readability

Karya desain harus bisa menyampaikan informasi dengan baik, alias dapat terbaca dengan baik. Contoh sederhananya, poster yang ukuran teksnya sangat kecil sehingga sulit dibaca. Poster seperti ini tingkat readability atau keterbacaannya rendah, berakibat pesan tidak tersampaikan dengan baik.

2. Struktur

Karya desain terdiri dari blok-blok visual yang dapat memengaruhi alur informasi yang disampaikan kepada audience. Pengaturan blok-blok visual yang menjadi struktur desain ini berkaitan juga dengan komposisi visual.

3. Simpel

Karya desain tampil sederhana dan efisien sehingga audience dapat fokus menyerap informasi yang disampaikan. Terkait aspek ini, ada jargon yang populer: “KISS”. Artinya adalah Keep It Simple, … (huruf S terakhir silakan Anda cari tau sendiri apa artinya).

Jadi, good design berdasarkan ketiga aspek tersebut adalah desain yang informasinya dapat terbaca dengan baik, memiliki struktur yang baik, dan simpel.

Tidak ada unsur cantik atau cakep di situ, dikarenakan cantik atau cakep bukanlah tujuan utama dari sebuah karya desain. Namun, desain yang baik bisa dipastikan cakep.

#2 Elemen Desain

Elemen desain bisa diibaratkan sebagai toolbox atau kotak peralatan berisi alat-alat visual yang bisa kita gunakan untuk membuat sebuah karya desain. Ada tujuh elemen desain yang akan dijelaskan berikut ini, yaitu garis, bentuk, warna, ukuran, ruang, tipografi, dan gambar.

1. Garis

Rasanya tidak perlu lagi penjelasan mengenai garis. Definisi garis adalah deretan titik-titik yang saling berhubungan, atau coretan panjang. Garis adalah elemen desain yang sangat dasar.

Mana di antara elemen-elemen visual ini yang termasuk garis?

2. Bentuk

Elemen bentuk (shape) merupakan building blocks untuk membangun komposisi desain. Bentuk-bentuk geometris, organik, atau abstrak memiliki arti dan kesan masing-masing.

Bentuk geometris dasar berupa persegi, lingkaran, dan segitiga, sedangkan bentuk organik biasanya tidak beraturan.

3. Warna

Elemen warna memiliki arti psikologis yang juga dapat menimbulkan suasana dan efek tertentu. Penggunaan warna dalam karya desain perlu memperhatikan kecocokan warna satu dengan yang lainnya, atau biasa disebut harmoni warna.

Warna memiliki arti psikologis dan dapat menimbulkan kesan spesifik.

4. Ukuran

Ukuran (size) merupakan besar-kecilnya satu objek terhadap objek lain. Biasanya objek berukuran besar akan dilihat terlebih dahulu dibandingkan dengan objek berukuran kecil.

5. Ruang

Ruang (space) adalah area tempat semua elemen desain ditempatkan, termasuk ruang yang tercipta di antara elemen-elemen desain tersebut. Ruang dapat dimanfaatkan sebagai elemen untuk meningkatkan efektivitas pesan.

Ruang negatif (negative space) juga punya peranan penting dalam desain. Ruang negatif dapat berfungsi untuk menciptakan de-clutter, agar desain tidak penuh sesak. Ruang negatif juga perlu untuk memberi tempat “bernafas” bagi mata audience, dan membantu memudahkan audience agar fokus pada bagian-bagian tertentu dari keseluruhan area desain.

Negative space bisa dimanfaatkan secara kreatif seperti poster ini. (credit: McCann Erickson & MRM Worldwide Romania)

6. Tipografi

Ada dua kategori besar dalam tipografi, yaitu font atau typeface berjenis serif dan sans serif. Keduanya memiliki karakter yang berbeda.

Font kategori serif dan sans serif memiliki karakter berbeda.

Font berjenis serif memiliki karakter formal, elegan, matang, old fashioned, dan terkesan trustworthy. Sedangkan font berjenis sans serif memiliki karakter casual, modern, santai, clean, dan dapat menimbulkan kesan friendly.

7. Gambar

Gambar (image) atau foto dalam sebuah desain tidak hanya berfungsi sebagai pemanis saja, tetapi merupakan elemen yang menjadi bagian dari penyampai pesan.

Bayangkan iklan ini tanpa gambar. Apa jadinya? (sumber: Burger King)

Gambar yang tampil harus memiliki koneksi dengan elemen desain lainnya dalam sebuah karya desain. Unsur gambar juga harus membangun konteks dengan elemen lain, untuk memperkuat informasi, membangun emosi, juga sebagai alat untuk meraih perhatian audience.


Apakah desainer bekerja berdasarkan feeling?

Rahasia Desainer Grafis

Sebagai manusia, desainer grafis tentu bekerja dipengaruhi feeling, bahkan mood. Namun, desain grafis sebetulnya bukanlah karya seni yang sifatnya bisa sangat subjektif.

Desain grafis ada ilmunya, ada “pakemnya” juga. Seorang desainer grafis perlu bekerja dengan objektif, memberikan solusi atas permasalahan komunikasi dengan menghasilkan karya visual yang baik, sehingga komunikasi tersebut bisa efektif.

Desainer grafis perlu menguasai ilmu desain, ditambah jam kerja pengalaman. Itulah mengapa profesi desain grafis bisa bernilai tinggi.

Namun jangan khawatir, Anda tidak perlu sekolah sampai magister atau doktor untuk bisa membuat desain yang baik.

#3 Prinsip Desain

Berikut ini akan dijelaskan beberapa prinsip dasar desain yang bisa Anda ikuti dengan mudah.

Semua elemen desain yang sudah diuraikan pada bagian sebelumnya, perlu diatur dan ditata berdasarkan prinsip-prinsip berikut ini.

Emphasis

Emphasis atau penekanan adalah prinsip yang mengatur alur penglihatan audience saat melihat karya desain. Emphasis dapat mengarahkan audience untuk fokus melihat informasi terpenting terlebih dahulu, baru kemudian diikuti informasi-informasi yang tingkat kepentingannya lebih rendah.

Emphasis akan menciptakan hierarki visual, yang dapat dibentuk menggunakan ukuran, ketebalan, warna, atau ruang.

Bagaimana bila tanpa emphasis atau tanpa hierarki? Hasilnya semua elemen akan “teriak” dengan volume yang sama, membuat semua informasi menjadi tidak ada yang penting, sehingga audience akan kesulitan menerima fokus pesannya.

Kontras

Dalam pengertian sederhana, kontras adalah perbedaan antara satu hal dengan hal lainnya, misalnya perbedaan ukuran besar-kecil, atau perbedaan warna antara warna gelap dan warna terang.

Kontras dapat membantu aspek readability dari sebuah karya desain. Kontras yang tinggi antara elemen teks dengan latar belakang akan mempermudah audience membaca teks. Sebaliknya, kontras yang rendah akan membuat elemen teks sulit terbaca.

Contoh penggunaan kontras untuk membantu aspek readability.

Proximity

Rule of proximity pada dasarnya bicara tentang pengelompokan elemen. Elemen-elemen yang diletakkan berdekatan akan membentuk suatu hubungan yang akan dipersepsikan sebagai satu kelompok informasi.

Sebaliknya, elemen-elemen yang diletakkan berjauhan akan terlihat tidak berhubungan, sehingga dipersepsikan sebagai kelompok informasi yang berbeda.

Rule of proximity membantu kita mempertimbangkan di mana meletakkan elemen-elemen tertentu dalam area desain.

Ketiga prinsip tersebut adalah prinsip dasar desain. Sebetulnya masih banyak lagi prinsip desain lainnya, tetapi yang dirasa paling dasar dan paling mudah dipahami pemula adalah tiga prinsip tersebut.


Ramuan Prinsip Desain

Sampai di sini, kita sudah memahami tiga hal mendasar dalam desain, yaitu design objectives, elemen desain, dan prinsip desain. Selanjutnya, bagaimana memanfaatkan tiga hal mendasar itu untuk menghasilkan karya desain yang baik?

Ramuannya cukup sederhana, contoh penerapannya kurang lebih seperti berikut ini.

  • Manfaatkan elemen-elemen desain itu (garis, gambar, bentuk, warna, ukuran, ruang, tipografi) dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar desain yang sudah diuraikan, yaitu emphasis, kontras, dan proximity.
  • Atur besar-kecilnya elemen, atur juga kombinasi dan perbedaan warna untuk menciptakan kontras.
  • Elemen-elemen itu juga perlu diatur penekanannya agar secara visual bisa menciptakan hierarki, yaitu mana yang perlu terlihat lebih dominan, dan mana yang jangan tampak mendominasi.
  • Berikutnya, perhatikan pengelompokan elemen mengikuti rule of proximity.
  • Terakhir, pastikan strukturnya agar tidak terlihat acak-acakan, dan pastikan desainnya simpel dengan readability tinggi sehingga mudah dipahami.
  • Selebihnya barulah urusan selera, boleh menjadi faktor pendukung agar karya desain kita punya kekhasan.

Mengikuti ramuan sederhana tersebut, karya desain kita akan terarah untuk menghasilkan good design, bukan hanya desain yang cakep semata.


Bonus: Kenapa Canva?

Setelah memahami prinsip-prinsip dasar desain grafis, dan tahu ramuannya, berikutnya adalah bagaimana cara untuk mewujudkannya. Tentu saja kita butuh tool untuk berkarya.

Berikut ini adalah beberapa keunggulan Canva yang dapat menjadi pertimbangan.

1. Mudah dipakai

Canva sangat mudah digunakan bila dibandingkan aplikasi atau software lainnya. Cara pengoperasiannya pun sangat intuitif. Sebentar saja kita menggunakannya, pasti sudah langsung terbiasa.

2. Fitur lengkap

Canva memiliki fitur sangat lengkap, juga ada banyak template yang siap digunakan. Banyaknya template memudahkan proses desain karena kita tidak perlu merancang dari kertas kosong.

3. Praktis

Canva sangat praktis karena dapat digunakan secara online, bisa diakses melalui web browser yang dapat dibuka menggunakan device apa saja.

Faktanya, banyak pengguna Canva dengan tingkat pengetahuan desain pas-pasan pun bisa menghasilkan karya desain yang bisa dibilang “cakep”. Apalagi bila menerapkan prinsip-prinsip desain yang barusan dibahas. Pasti akan makin menawan.


(Ditulis oleh Antonius, S.Sn., M.Kom.)

ilustrasi foto atas: Mika Baumeister, Unsplash

Seluruh ilustrasi lainnya (kecuali gambar iklan Burger King dan Coca-Cola) dibuat oleh penulis menggunakan Canva

CATATAN PENULIS:
Tulisan ini dibuat untuk tujuan edukasi. Anda diperkenankan membagikan dan mengutip sebagian isi artikel ini dengan menyertakan identitas penulis dan tautan sumber (contoh: Antonius, “Jadikan Desain Makin Menawan, Terapkan Prinsip Dasarnya).

edukasi
5 bintang | 2 pendukung