Jokowi pada PCPEN Jan 2023

Jangan Takut, Ada Jurus Hadapi Resesi

Tahun 2023 adalah tahun resesi. Demikian dikatakan oleh banyak ahli ekonomi. IMF (International Monetary Fund) mengatakan sepertiga dunia akan mengalami resesi ekonomi pada 2023. Prediksi resesi global ini membuat banyak orang ketar-ketir.

Baca juga → Jangan Takut Memulai Bisnis, Ketahui 6 Faktor Kuncinya

Dampak dan Faktor Penyebab Resesi

Resesi ekonomi berdampak buruk pada suatu negara. Resesi ekonomi dapat menyebabkan inflasi tinggi, meningkatnya pengangguran dan kemiskinan, buruknya neraca pembayaran negara, dan menurunnya nilai pendapatan nasional.

Sebuah negara tidak akan mengalami resesi ekonomi bila semua indikator tersebut dapat dikendalikan oleh pemerintah. Bila pun terjadi resesi karena ada suatu kejadian yang tidak biasa, maka resesi tidak akan berkepanjangan. Demikian dipaparkan Chandra pada tulisan berjudul “Apa Itu Resesi, Perlu Ditakuti atau Disyukuri?”

Seraya berharap Indonesia tidak masuk jurang resesi ekonomi pada 2023, Chandra mengilas balik resesi ekonomi yang pernah terjadi di Indonesia, yaitu pada tahun 1963, 1997-1998, dan 2020-2021.

Resesi Ekonomi Indonesia

Resesi ekonomi Indonesia tahun 1963 disebabkan oleh hiperinflasi. Saat itu Indonesia mengalami ketidakstabilan ekonomi dan politik yang memicu inflasi hingga 119 persen, dan PDB (Produk Domestik Bruto) terkontraksi 2,24 persen.

Resesi 1997-1998 dipicu krisis keuangan di Asia. Bermula dari Thailand yang saat itu meninggalkan kebijakan nilai tukar tetap (fixed exchange rate) terhadap dolar Amerika, berakibat banyak perusahaan menjadi gagal bayar karena melemahnya nilai baht.

Baca juga → Tips Bisnis Go Digital, Siap Bangkit Selepas Pandemi

Krisis menjalar ke Indonesia, membuat nilai tukar rupiah saat itu anjlok dari 2.500 rupiah menjadi 16.900 rupiah per dolar Amerika. Dampaknya, angka kemiskinan pun melambung menjadi 11,3 persen dari total penduduk Indonesia.

Jokowi pada PCPEN Jan 2023
Presiden Joko Widodo menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras menangani pandemi Covid-19 dan mengatasi perekonomian Indonesia, pada Rakornas Transisi PCPEN Tahun 2023, Kamis (26/01/2023). (sumber: setkab.go.id)

Jurus dan Peluang Menghadapi Resesi

Resesi dapat dicegah. Chandra menjelaskan, untuk mencegah terjadinya resesi diperlukan partisipasi masyarakat dari sisi konsumsi, dan kalangan industri pada sektor investasi, serta belanja pemerintah setiap daerah dan aktivitas ekspor yang diharapkan lebih besar dibanding impor.

Normalnya insting masyarakat pada umumnya, kondisi menghadapi resesi biasanya disikapi dengan kecemasan dan menahan diri tidak berbelanja. Namun, Chandra menjelaskan bahwa masyarakat tidak perlu terlalu khawatir, dan tetap fokus pada pekerjaan maupun bisnisnya.

Baca juga → Tak Hanya Faktor Rezeki, Ini 7 Tips UMKM Bisa Bersaing

Bahkan, masyarakat yang berada alias punya uang, dianjurkan tetap berbelanja. Sedangkan yang pas-pasan bisa berhemat dan tetap produktif mencari tambahan penghasilan. Hal ini akan berpengaruh pada pendapatan dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Jurus lainnya untuk menyiasati resesi, masyarakat perlu melihat peluang di balik terjadinya krisis, dengan menghasilkan inovasi baru atau bisnis baru. Kemandirian ekonomi yang kreatif dan inovatif di kalangan masyarakat dan industri sangat berperan untuk dapat lepas dari jerat resesi ekonomi.

Mengamini optimisme pemerintah bahwa pada tahun 2023 Indonesia masih aman dari resesi dunia, terdapat peluang bagi Indonesia menjadi kekuatan ekonomi terbesar dunia pada 2030 setelah Tiongkok, Amerika Serikat, dan India.


(mia)

foto atas: Presiden Joko Widodo bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menkeu Sri Mulyani, dan Seskab Pramono Anung pada Rakornas Transisi PCPEN Tahun 2023, Kamis (26/01/2023).(Foto: Humas Setkab/Oji)

aktual bisnis pilihan
5 bintang | 3 penilai