Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan jenis usaha yang menjadi prioritas pemerintah Indonesia dalam program pembangunan jangka menengah. Keberadaannya tersebar di seluruh pelosok daerah Indonesia.
Bisnis ini dapat menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia dalam mencapai kesejahteraan seluruh masyarakat, yang berdasarkan pada keadilan sosial. Oleh karena itu, pengembangan UMKM dilakukan oleh pemerintah dengan melibatkan akademisi perguruan tinggi di Indonesia melalui kegiatan pengabdian masyarakat (abdimas).
Berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi dari Ditjen Dikti Kemendikbud, kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh akademisi perguruan tinggi dengan melibatkan mahasiswa memenuhi pencapaian beberapa jenis IKU, sebagai berikut.
- IKU kedua: Mahasiswa mendapatkan pengalaman di luar kampus
- IKU ketiga: Dosen berkegiatan di luar kampus
- IKU kelima: Hasil kerja dosen yang digunakan oleh masyarakat
Baca juga → Belasan Mahasiswa KKNT Nusantara Siap Membangun Belitung Timur
Tiga Masalah UMKM Dusun Joglo
Karang Taruna Dusun Joglo mempunyai usaha budidaya/pembibitan benih ikan, berlokasi di Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya. Setelah pandemi Covid-19, perkembangan bisnis budidaya ikan air tawar di daerah Tasikmalaya mulai menggeliat dan bertumbuh secara bertahap ke arah tingkat perekonomian sediakala sebelum pandemi.
Pelaku bisnis di bidang pertanian/perikanan ini adalah masyarakat/pemuda yang tergabung dalam kelompok Karang Taruna Dusun Joglo binaan Pemerintah Tasikmalaya. Bisnis ini dirintis sejalan dengan permintaan pasar yang banyak memerlukan bibit ikan untuk keperluan usaha pembesaran ikan yang banyak tersebar di wilayah Tasikmalaya dan sekitarnya.
Usaha pembibitan ikan di Dusun Joglo tersebut ternyata menghadapi masalah. Ada beberapa permasalahan atau kendala yang terjadi, antara lain adalah sebagai berikut.
Pertama, tanah yang sudah dimiliki seluas tiga ribu meter persegi, tetapi dengan jumlah tambak yang ada saat ini ternyata masih kurang. Akibatnya, mereka belum bisa mencukupi kebutuhan pasar atau permintaan konsumen.
Kedua, sumber daya manusia yang ada yaitu para pemuda, masih memerlukan bimbingan dan pengarahan manajemen usaha, misalnya pengadministrasian dan pemasaran. Hal ini disebabkan latar belakang pendidikan mereka yang rata-rata hanya lulusan SD, SLTP, dan SLTA.
Selanjutnya yang ketiga, secara umum teknologi budidaya perikanan khususnya ikan air tawar masih menggunakan cara tradisional sehingga tingkat keproduktifan belum sesuai harapan.
Jadi, berdasarkan ketiga permasalahan yang telah diidentifikasi, dapat disimpulkan bahwa pelatihan sumber daya manusia yang komprehensif dibutuhkan untuk mengembangkan usaha pembibitan ikan di Dusun Joglo.
Baca juga → KKN Tematik Mandiri Bawa Inovasi dan Digitalisasi ke Kampung Adat Cireundeu
Sebagai solusi, para akademisi dari Universitas Kristen Maranatha dan Universitas Nurtanio berkolaborasi dengan Karang Taruna di Dusun Joglo untuk mengembangkan budidaya pembibitan ikan air tawar. Kegiatan kolaborasi berupa pengabdian masyarakat ini dijadwalkan berjalan pada periode Maret sampai dengan Desember 2024.
Tim dosen dan mahasiswa Fakultas Hukum dan Bisnis Digital Universitas Kristen Maranatha dan Universitas Nurtanio yang terlibat dalam kegiatan abdimas di Dusun Joglo terdiri dari: Dr. Meythi, S.E., M.Si., Ak., CA.; Dr. Riki Martusa, S.E., M.Si., Ak., CA.; Asep R. Rukmana, S.Sos., M.Si., M.A.P.; Fadila Cristy; dan Dahlia Yunita Banjarnahor.
Keterlibatan akademisi dan mahasiswa dalam kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat di Dusun Joglo, khususnya dalam pengembangan usaha budidaya/pembibitan benih ikan.
Selain itu, universitas melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat juga berfungsi sebagai fasilitator bagi mahasiswa agar mendapatkan pengalaman di luar kampus. Para mahasiswa dapat bersosialisasi dan menerapkan keilmuan serta kemampuan mereka secara langsung di tengah masyarakat.
(Ditulis oleh: Meythi, Riki Martusa, Asep R. Rukmana)
foto atas: dok. Tim Abdimas Unnur dan Maranatha
editor: MA