Pencinta film pasti tahu Netflix. Terlebih lagi sejak Covid-19 merebak di seluruh dunia, Netflix pun semakin naik daun. Tercatat jumlah pencarian Netflix di Google melonjak hingga 104% pada Maret 2020, ketika pertama kali Covid-19 diumumkan WHO sebagai pandemi.
Dampak dari pandemi, banyak orang terpaksa berada di rumah untuk karantina dan menjaga diri agar tidak tertular. Banyak orang memilih untuk meluangkan waktunya dengan menonton berbagai macam film dan acara TV. Netflix pun menjadi salah satu pilihan teratas.
Netflix adalah platform untuk menonton film dan serial TV. Sebagai market leader penyedia hiburan online, Netflix memiliki kompetitor penyedia layanan serupa seperti Hulu, Disney+, Amazon Prime Video, dan HBO. Netflix dinilai lebih populer karena konten yang disediakan jauh lebih lengkap dan bervariasi dibandingkan dengan platform lainnya. Per Februari 2021, koleksi film dan TV show Netflix mencapai total 15.000 judul.
Baca juga → Meski Pandemi, Hiburan Tetap Meraja
Dulunya Rental DVD
Popularitas Netflix menanjak beberapa tahun terakhir ini. Mungkin masyarakat Indonesia belum banyak yang tahu bahwa Netflix bukanlah perusahaan baru. Didirikan pada tahun 1997 oleh Reed Hastings and Marc Randolph, Netflix dulunya adalah perusahaan penjualan dan penyewaan DVD. Baru di tahun 2007 Netflix merambah dunia streaming, dan di tahun 2013 mulai merambah industri content production. Serial original pertamanya adalah House of Cards yang dirilis mulai tahun 2013.
Seperti platform online lainnya, Netflix juga bergantung dari biaya berlangganan yang berasal dari para pelanggan. Pada akhir tahun 2020, Netflix menghasilkan revenue total sekitar 25 miliar dolar atau sekitar 361 triliun rupiah, dan akan terus meningkat setiap tahunnya. Dari pendapatan itu, Netflix secara terus menerus melakukan investasi pada bidang pembuatan film dan konten untuk platformnya.
Baca juga → Disneyland Juga Pernah Gagal
Tontonan Mahal
Tidak main-main, investasi Netflix bisa mencapai USD20 juta per jam konten untuk original TV series. “Bayangkan seperti apa serial TV senilai 20 juta dolar per jam,” kata CFO Netflix David Wells pada acara New Yorker’s TechFest.
Netflix sampai saat ini sudah memproduksi sekitar 1.500 film dan serial TV, yang mereka dapatkan melalui pendanaan dan juga perekrutan para pembuat film di berbagai negara. Tujuannya adalah untuk memberikan konten-konten yang lebih baru, lebih unik, dan lebih kreatif kepada para pelanggannya.
Selain memproduksi film baru, Netflix juga terus melakukan perjanjian dengan perusahaan-perusahaan ataupun individu yang memiliki hak resmi akan film dan TV show. Netflix biasanya bernegosiasi dalam hak penayangan hingga hak milik dari berbagai macam konten. Contohnya, seorang pemilik film dapat menyetujui penayangan kontennya di platform Netflix selama tiga atau lima tahun. Pemilik film juga dapat memilih di negara mana saja filmnya akan ditayangkan. Misalnya, film asal Indonesia bisa ditonton di negara lain selain Indonesia yang menjadi tujuan pasar utamanya.
Baca juga → Ramai OVO Dicabut dan Facebook Hilang dari IG, Segitunya Arti Sebuah Nama?
Menariknya, dari total 209 juta pelanggan Netflix di seluruh dunia, jumlah yang menonton tayangan Netflix sebetulnya jauh lebih banyak. Ternyata, para pengguna layanan Netflix yang resmi berlangganan, biasanya mengajak anggota keluarga dan beberapa teman dekatnya untuk ikut menonton menggunakan akunnya. Jadi, satu akun langganan Netflix dipakai berjemaah. Nonton “gratis”, siapa yang tidak suka?
Kalau kamu bagaimana? Punya akun sendiri, atau nebeng juga?
(Hendrata Wijaya)
gambar atas: Netflix LA Headquarters
editor: MA
Hebat, dari rental DVD sekarang jadi platform streaming raksasa dunia.
Banyak tontonan asik di Netflix. Lebih asik nontonnya bareng alias nebeng 🙂 🙂
Banyak tontonan asik di Netflix. Lebih asik nontonnya bareng alias nebeng 🙂 🙂
Sangat setuju!
Banyak pilihan film bagus di Netflix, dokumenternya juga keren-keren
Kerenn banget Netflix. Kunjungi https://unair.ac.id/