Medsos dan jagat maya saat ini dipenuhi video. Mau nonton video apa pun, di YouTube semuanya ada. Demikian halnya dengan film. Dahulu orang menonton film di bioskop, sekarang lebih banyak yang menonton di Netflix. Film dan video adalah konsumsi sehari-hari masyarakat masa kini.
Langsung lompat ke → Film vs. Video
Sudah biasa kita menyebut tayangan di bioskop adalah film. Tidak ada yang bilang, “Yuk kita nonton video di bioskop!” Bila demikian, orang menonton video di mana?
Paling banyak adalah di smartphone. Ya, betul! Itu data hasil survei yang dilakukan beberapa tahun terakhir ini. Paling banyak orang menonton video adalah di perangkat mobile, alias smartphone.
Fakta lainnya, ternyata setengah dari netizen menggunakan internet untuk menonton video dan film. Laporan survei Digital 2023 April Global Statshot Report yang dirilis oleh DataReportal menyebutkan 50,6 persen pengguna internet menggunakan internet untuk menonton video, TV shows atau movies.
Ada banyak sebutan yang merujuk ke istilah film dan video. Contohnya antara lain film panjang, film pendek, film fiksi, film dokumenter, film box office, video pembelajaran, video presentasi, video tutorial, vlog (video log), video podcast, video viral, video YouTube, video TikTok, dan macam-macam sebutan spesifik lainnya.
Film vs. Video
Apa bedanya film, movie, dan video? Film dan movie adalah dua kata yang merujuk ke arti yang sama, yaitu moving picture atau motion picture alias ‘gambar bergerak’. Istilah film lebih populer digunakan pada kosakata British English. Sedangkan movie lebih populer digunakan pada kosakata American English.
Secara teknis, istilah film asal-usulnya adalah sebutan untuk media rekam berupa rol film seluloid. Film ini digunakan untuk merekam foto dan gambar bergerak, menggunakan kamera film untuk fotografi dan kamera film untuk motion picture (bukan kamera digital atau elektronik yang umum dipakai sekarang ini).
Workers Leaving the Lumière Factory in Lyon (La Sortie de l’Usine Lumière à Lyon) adalah film karya Auguste dan Louis Lumière, tayang perdana secara komersial pada 28 Desember 1895. Film ini dibuat dan ditayangkan menggunakan Lumière Cinématographe. Setahun kemudian (1896) mereka membuka beberapa bioskop (cinématographe theaters) di London, Brussels, dan New York.
Seiring berkembangnya budaya media dan evolusi industri perfilman, istilah film atau movie mengalami pergeseran makna menjadi sebutan untuk karya visual gambar bergerak, bukan untuk menyebut media rekamnya. Jadi, saat ini yang disebut sebagai “film”, belum tentu direkam menggunakan rol film seluloid.
Pelajari juga → Perbedaan Film Dokumenter dan Film Fiksi
Bagaimana dengan Video?
Video merupakan sebutan untuk teknologi tayangan visual yang lahir beberapa dekade setelah ditemukannya media rekam berupa film seluloid. Video adalah sinyal elektronik yang berisi gambar bergerak, yang kemudian dapat direkam menggunakan video recorder.
Perkembangan teknologi video seiring dengan penemuan teknologi siaran TV, sekitar tahun 1920-an. Teknologi video merekam gambar bergerak secara elektronik, bukan secara kimiawi seperti pada media film.
Selanjutnya, dengan ditemukannya teknologi kamera digital sekitar tahun 1970-an, video analog kemudian berkembang menjadi video digital.
Istilah video juga mengalami pergeseran makna. Semula adalah sebutan untuk media rekam dan transmisi, sekarang digunakan untuk menyebut semua karya visual berupa gambar bergerak yang dibuat dan ditayangkan secara elektronik (baik analog seperti pada tayangan TV konvensional, atau digital melalui internet).
Semua tontonan gambar bergerak di internet secara teknis adalah video digital, karena semuanya berupa data digital. Batas antara film dan video pun sekarang ini semakin kabur.
Karya film atau movie tidak hanya dibuat menggunakan media rekam berupa rol film, seperti yang umumnya dipakai di studio-studio film kelas Holywood sampai beberapa dekade lalu, tetapi juga sudah jamak diproduksi menggunakan media rekam elektronik.
Film-film sekelas Holywood saat ini tidak lagi menggunakan rol film, tapi sudah mengadopsi kamera digital atau biasa disebut digital cinema camera. Bahkan, film box office ada yang sepenuhnya dibuat secara digital hanya menggunakan kamera smartphone.
Distribusi dan media tayangnya pun kini sudah beralih ke teknologi digital. Mesin-mesin proyektor di kebanyakan gedung bioskop sekarang ini memutar film dari file digital. Tidak banyak lagi yang masih memutar gulungan “film” seluloid.
Pelajari juga → Tahapan Utama Produksi Film
Kesimpulan Film vs. Video
Saat ini istilah film lazim dipakai untuk menyebut karya visual berupa tontonan gambar bergerak yang menceritakan sesuatu, dan cenderung berdurasi lebih panjang. Istilah film cenderung diasosiasikan sebagai karya visual yang matang, dibuat dengan proses yang lebih sistematis dan lebih serius.
Sedangkan istilah video dipakai untuk menyebut gambar bergerak secara umum, mulai dari klip-klip rekaman pendek, sampai video panjang yang lebih bercerita.
Sebagai contoh, ketika kita merekam sesuatu menggunakan fitur video pada kamera smartphone, baik sengaja maupun asal-asalan, hasil rekamannya disebut sebagai rekaman video. Rekaman seperti ini tidak bisa disebut sebagai sebuah karya film, apalagi kalau merekamnya tidak sengaja atau asal-asalan.
(Ditulis oleh Iwan Santosa)
ilustrasi foto atas: Mission: Impossible 7 shooting in Rome
CATATAN PENULIS:
Tulisan ini dibuat untuk tujuan edukasi. Anda diperkenankan membagikan dan mengutip sebagian isi artikel ini dengan menyertakan identitas penulis dan tautan sumber (contoh: Iwan Santosa, “Mengenal Film dan Video, Apa Bedanya?”).
ternyata keduanya memiliki perbedaan ya, informasi yang bermutu.
Jangan lupa kunjungi https://unair.ac.id/
Serupa tapi tak sama
Siyapp 👍