ilustrasi penghasilan saham

Minat Main Saham? Awas Terjebak Pom-Pom!

Tabungan vs Investasi

Dalam dunia investasi, ada istilah high risk high return. Semakin tinggi tingkat pengembalian yang kita inginkan, semakin berisiko investasi tersebut. Saham termasuk instrumen investasi yang memiliki risiko tinggi dibandingkan dengan instrumen lainnya, seperti obligasi, emas, properti, atau deposito. Bagaimana dengan tabungan? Apabila kita menyimpan dana di tabungan selama bertahun-tahun, apakah nilainya akan terus meningkat?

Tabel perbandingan tabungan dan saham dengan periode investasi 10 hingga 30 tahun.

Hasilnya, dalam waktu 10 tahun tabungan mengumpulkan dana kurang lebih 62 juta, sementara saham menghasilkan sekitar 102 juta. Dalam masa 30 tahun, tabungan menghasilkan dana sekitar 203 juta, sementara saham menghasilkan lebih dari 1 miliar. Terlihat dari simulasi ini bahwa tabungan bukanlah alat yang tepat untuk berinvestasi. Apalagi bila bunga tabungan yang hanya berkisar 0,8% per tahun dibandingkan dengan nilai inflasi yang saat ini mencapai 2,28% (rata-rata Januari-Agustus 2020).

Nasib Saham Saat Pandemi

Yani menyebutkan bahwa hukum ekonomi berlaku juga di pasar saham. Saat penawaran lebih banyak daripada permintaan, harga akan turun. IHSG menyentuh titik terendah pada 23 Maret 2020, yaitu pada level 3.911,72. Secara umum hal ini dapat diartikan harga-harga saham pada titik ini menyentuh harga termurahnya. Selanjutnya, IHSG menunjukkan tanda kenaikan mulai Maret hingga akhir tahun 2020, dengan level 5.979,07 pada 30 Desember 2020.

Grafik pergerakan IHSG dari tahun 2010 sampai dengan Mei 2020.

Momen seperti ini oleh sebagian pelaku pasar justru dianggap sebagai saat yang tepat untuk mulai membeli atau menabung saham-saham yang memiliki fundamental bagus. Mengapa? Karena saat ini kita berkesempatan membeli saham bagus dengan harga rendah.

Dalam jangka panjang saham-saham tersebut cenderung akan berkinerja bagus, nilainya akan kembali tinggi, dan dapat menghasilkan imbal balik yang bagus pula. Syaratnya adalah bahwa kita harus mengetahui mana saja saham dengan fundamental yang baik, dan menyesuaikan strategi investasi dengan preferensi risiko kita masing-masing.

Jadi, jangan termakan rayuan ikut-ikutan membeli saham hanya karena ajakan para influencer yang merekomendasikan saham tertentu tanpa dasar yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan.


(m!)

gambar ilustrasi atas: vecteezy.com

edukasi khusus
5 bintang | 2 pendukung