Big News Clipart

Panduan Pemula: Mudah Menulis Berita ala Wartawan Siber

Bukan wartawan, mengapa menulis berita? Jawabannya cukup simpel, karena semua orang butuh berita. Apa pun bentuknya, semua orang pasti ingin tahu apa yang terjadi di sekitarnya, ada kejadian terbaru apa, dan segala informasi terkini yang menjadi keingintahuannya.

Manusia memang makhluk yang kepo. Mungkin itulah mengapa orang saling menyapa dengan berkata “apa kabar?”

Langsung lompat ke → Daftar Isi

Sisi sebaliknya, orang-orang juga ingin membagikan kejadian yang ia alami atau yang ia tahu kepada teman-temannya, bahkan lebih luas lagi kepada masyarakat umum. Orang yang tugas sehari-harinya menghadirkan kabar terbaru bagi khalayak luas, sudah tentu adalah rekan-rekan wartawan.

Seorang wartawan adalah orang yang berdedikasi penuh dalam penulisan berita. Sudah menjadi kewajibannya menyajikan berita terbaru melalui media massa.

Pada era siber atau online saat ini, media untuk mencari tahu kabar terbaru tidak hanya berupa media massa konvensional. Banyak perusahaan, lembaga, dan institusi yang rutin menyajikan berita pada website mereka, baik ditujukan untuk kalangan internal maupun untuk khalayak umum. Berita juga dibuat oleh perorangan baik secara lebih formal seperti pada konsep citizen journalism, sampai pada ranah personal melalui media sosial.


Panduan ini membahas:


Penting bagi Pembuat Konten

Selain wartawan yang memang pekerjaan sehari-harinya adalah menulis berita, siapa saja yang perlu memiliki kemampuan menulis berita? Tentunya banyak. Contohnya antara lain para panitia penyelenggara event yang perlu menyediakan naskah berita untuk referensi para wartawan di media massa, hingga para pembuat konten dan pengelola website institusi.

Para akademisi seperti dosen dan mahasiswa juga perlu memberitakan kegiatan tridarma agar dapat bermanfaat bagi khalayak luas. Siswa-siswi pengelola buletin atau media sosial sekolah juga pasti perlu membuat konten berita. Bahkan, siapa pun yang aktif di dunia online atau di medsos, pasti ada saatnya membuat konten bergaya berita.

Apa pun medianya, berita adalah berita, yaitu informasi berupa fakta atas suatu kejadian yang sudah terjadi atau sedang terjadi. Informasi ini disampaikan melalui perantara media, dan haruslah menarik serta menyangkut kepentingan khalayak pembacanya.

Menulis berita tidak sama dengan menulis esai atau jenis konten tulisan lainnya. Lebih spesifik, menulis berita untuk media online pun sedikit berbeda dengan tulisan berita pada media cetak, walaupun prinsip-prinsip dasarnya sama.

Baca juga → Jangan Asal Jepret, Yuk Bikin Fotomu Bercerita!

Isi Tulisan Berita

Ada beberapa jenis tulisan berita, yaitu berita langsung (straight news) yang terdiri dari berita keras (hard news) dan berita ringan (soft news), serta versi pengembangannya yang disebut interpretative news. Ada juga berita mendalam (depth news), berita investigatif (investigative news), juga berita opini (opinion news). Media massa juga sering memuat tulisan feature yang biasanya cenderung lebih naratif.

Berita langsung (straight news) adalah berita yang sering kita lihat di halaman depan koran dan situs-situs berita online. Berita langsung adalah jenis berita yang paling mendasar dan paling ringkas. Ketika membaca berita jenis ini, umumnya hanya membaca satu paragraf paling awalnya saja kita sudah memperoleh gambaran tentang suatu peristiwa yang diberitakan.

Unsur Berita 5W + 1H
Unsur dasar isi berita terdiri dari 5W + 1H atau disebut juga adiksimba dalam bahasa Indonesia, akronim dari apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana.

Tulisan berita pada dasarnya berisi unsur 5W + 1H. Keenam unsur ini harus ada dalam sebuah tulisan berita.

  1. Who (siapa)
    adalah unsur tokoh, yaitu siapa yang terlibat atau mengalami peristiwa
  2. What (apa)
    adalah unsur peristiwa yang diberitakan, yaitu apa yang sedang atau telah terjadi
  3. Where (di mana)
    adalah unsur tempat terjadinya peristiwa
  4. When (kapan)
    adalah unsur waktu terjadinya peristiwa
  5. Why (mengapa)
    adalah unsur latar belakang atau penyebab
  6. How (bagaimana)
    adalah unsur cara, proses, atau kronologi

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sufmi Dasco Ahmad meminta publik tak panik usai temuan kasus pertama varian Covid-19, Omicron di Indonesia. Ia meminta semua pihak agar semakin waspada dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

“Kepada para pengusaha makanan dan hiburan juga itu tetap dijaga prokesnya di tempat masing-masing. Kita jangan sampai lengah,” kata Dasco saat ditemui di Jakarta, Kamis, 16 Desember 2021.

Potongan paragraf berita itu mengandung unsur 5W + 1H, yaitu:

  1. Who:
    Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Sufmi Dasco Ahmad
  2. What:
    Meminta publik tidak panik, semakin waspada, dan disiplin menerapkan protokol kesehatan
  3. Where:
    Jakarta, Indonesia
  4. When:
    Kamis, 16 Desember 2021
  5. Why:
    Karena adanya temuan kasus pertama varian virus Omicron
  6. How:
    Menyampaikan kepada para pengusaha agar mereka menjaga prokes di tempat masing-masing

Wacana pemerintah membatasi praktik dokter hanya di satu tempat menimbulkan kehebohan di kalangan profesi dokter dan dokter gigi. “Sangat sedih sekali…,” kata drg. Sri Mulyanti, M.Kes., Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Kota Bandung saat menyambut para dokter gigi baru yang baru saja menyelesaikan studi mereka.

Sri Mulyanti mengungkapkan hal itu di hadapan 29 dokter gigi baru lulusan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Maranatha pada acara Pengambilan Sumpah Dokter Gigi di kampus Universitas Kristen Maranatha, Bandung (Sabtu, 6/11/2021). 

Apa saja unsur-unsur yang menjadi isi potongan paragraf itu?

  1. Who:
    drg. Sri Mulyanti, M.Kes., Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia Kota Bandung
  2. What:
    Menyatakan kesedihannya
  3. Where:
    Kampus UK Maranatha, Bandung
  4. When:
    Sabtu, 6 November 2021
  5. Why:
    Karena wacana pembatasan praktik dokter hanya di satu tempat
  6. How:
    Menyampaikannya melalui sambutan di hadapan 29 dokter gigi baru

ke Daftar Isi ↑

Bagian Terpenting Piramida Terbalik

Potongan berita dalam kedua contoh di atas masing-masing adalah paragraf paling awal yang disebut sebagai teras berita (lead). Paragraf pertama merupakan bagian paling penting dari sebuah berita langsung. Maksud utama dari kedua berita tersebut sudah tersampaikan melalui bagian teras berita.

Pada titik ini, pembaca yang tidak memiliki banyak waktu dan hanya tertarik pada informasi utamanya saja, dapat langsung berhenti membaca tanpa kehilangan informasi yang paling penting.

Pentingnya bagian teras berita ini digambarkan pada bagian paling atas dan paling luas dalam diagram piramida terbalik. Diagram piramida terbalik ini menggambarkan alur sebuah berita. Puncak piramida terbalik yang berada pada bagian terbawah, adalah bagian paling tidak penting dari sebuah tulisan berita. Bagian ini biasanya berisi informasi-informasi tambahan yang sifatnya pendukung. Fungsinya adalah melengkapi informasi agar pembaca dapat memperoleh wawasan lebih lengkap.

Struktur Berita Piramida Terbalik
Diagram piramida terbalik menggambarkan struktur informasi pada tulisan berita.

Bagian tengah dari piramida terbalik mewakili bagian badan berita. Isinya adalah detail-detail penting untuk menjelaskan informasi utama dengan lebih spesifik. Uraian yang lebih rinci dari suatu peristiwa, atau kutipan-kutipan dari para tokoh dan narasumber dapat dimasukkan dalam bagian tengah ini, untuk memperkuat isi berita.

Urutan penulisannya, informasi yang lebih penting dan mendukung langsung diletakkan pada bagian lebih awal pada badan berita. Paragraf-paragraf selanjutnya yang menuju bagian akhir berisi informasi-informasi yang semakin kurang penting.

Perhatikan lanjutan paragraf dari kedua contoh sebelumnya, berikut ini:

Selain itu, Dasco meminta pemerintah untuk memeriksa ulang temuan kasus Omicron pertama tersebut. Dalam hal ini, permintaan ini ditujukan pada Kementerian Kesehatan dan Satgas Penanganan Covid-19. Pengawasan di gerbang masuk Indonesia diminta agar semakin dipercepat.

Apalagi, temuan ini berdekatan dengan masa Natal dan Tahun Baru 2022. Ia meyakini pemerintah akan mengambil tindakan khusus dalam penerapan regulasi pasca temuan tersebut.

“Kita menunggu kabar secepatnya dari pemerintah. Langkah apa yang akan dilakukan oleh pemerintah dan kita akan ikuti,” kata politikus Gerindra ini.

Contoh kedua:

Mengingat proses yang panjang dan tidak mudah tersebut, ditambah lagi faktor biaya studi yang tidak murah, wajar bila pembatasan praktik hanya di satu tempat membuat para dokter dan dokter gigi gundah. Pemerintah menyebut bahwa tujuan pembatasan itu adalah demi menjaga mutu pelayanan.

Hingga hari ini, seorang dokter atau dokter gigi dapat berpraktik di paling banyak tiga tempat. Hal ini berdasarkan UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, pasal 37.

Sehubungan dengan wacana monoloyalitas tersebut, sebelumnya PDGI dan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) telah mengemukakan bahwa pemerintah diharapkan tidak memutuskannya secara sepihak. Sri Mulyanti selanjutnya menyatakan bahwa IDI dan PDGI akan terus berusaha melakukan advokasi mengenai wacana tersebut.

Jelas sekali, paragraf-paragraf lanjutan kedua berita tersebut memberikan informasi yang sifatnya memperjelas apa yang sudah disampaikan pada bagian teras berita. Informasi penjelas ini dapat memberikan konteks yang lebih kuat atas peristiwa yang sedang dibahas.

Kemudian, perhatikan bagian paragraf penutup dari kedua contoh berita tersebut, sebagai berikut:

Hari ini, Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengonfirmasi masuknya varian Omicron ke Indonesia. Ia mengatakan Kementerian Kesehatan telah mendeteksi seorang WNI yang terjangkit varian baru Covid-19 tersebut. Pasien yang terpapar Covid-19 jenis Omicron tersebut merupakan salah seorang petugas kebersihan di pusat karantina Wisma Atlet.

Paragraf penutup pada contoh pertama ini memberikan wawasan tambahan kepada para pembaca, yaitu terkonfirmasinya keberadaan pasien yang terpapar varian baru Covid-19 jenis Omicron.

Contoh kedua:

Acara pengambilan sumpah yang ke-27 tersebut merupakan pertama kalinya pengambilan sumpah secara tatap muka penuh atau luring sejak pandemi 2020.  Hal ini dapat terlaksana dikarenakan level PPKM Bandung telah turun pada lavel 2. Namun demikian, penyelenggaraannya tetap mengikuti protokol kesehatan yang ketat.

Paragraf penutup pada contoh kedua ini tidak langsung memperkuat informasi utama yang sedang dibahas, melainkan hanya memberi tambahan fakta. Dalam kedua contoh berita itu, bila paragraf terakhirnya tidak dibaca, tidak akan mengurangi pemahaman publik atas peristiwa utama yang diberitakan.


ke Daftar Isi ↑

Beritanya Kurang Menarik, Kenapa?

Prinsip piramida terbalik dan 5W + 1H adalah rumus umum yang sangat mendasar dalam penulisan berita. Selain dua teori dasar itu, penulisan berita juga membutuhkan kreativitas si penulisnya. Kreativitas ini berhubungan dengan bagaimana si penulis mengatur kalimat agar menarik perhatian, menyampaikan informasi dengan nyaman, tetapi tetap faktual, objektif, dan akurat.

Menarik atau tidaknya sebuah berita, ternyata sangat dipengaruhi oleh judulnya.

Penulis berita perlu membuat judul yang “tepat”. Maksudnya, judul harus semenarik mungkin, menimbulkan rasa keingintahuan lebih lanjut dari para pembacanya, tanpa menjadi berlebihan bahkan clickbait. Judul yang baik adalah judul yang dapat membawa pembaca untuk mengetahui lebih dalam, dan akhirnya dapat memenuhi ekspektasi setelah selesai membaca isinya. Judul harus sesuai dan menggambarkan isi berita.

Sebagai contoh, perhatikan alternatif judul yang mungkin saja cocok untuk kedua berita di atas. Alternatif judul berita pertama: Sufmi Dasco Ahmad Meminta Semua Pihak Waspada dan Disiplin Menerapkan Protokol Kesehatan.

Alternatif judul berita kedua: Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia Kota Bandung Menyambut Dokter Gigi Baru. Bandingkan kedua judul alternatif ini dengan judul aslinya. Bila kedua berita tersebut berjudul seperti ini, wajar bila tidak ada yang membacanya, bukan?


Pentingnya Nilai Berita

Prinsip berikutnya berhubungan dengan nilai berita. Secara sederhana, nilai berita adalah seberapa penting dan menariknya suatu peristiwa bagi khalayak pembacanya.

Pedoman praktisnya, suatu peristiwa bisa bernilai berita tinggi bila melibatkan orang penting, kejadian penting, sesuatu yang luar biasa, sesuatu yang aneh, sesuatu yang unik, hal yang berdampak besar, hal yang paling baru, hal yang emosional, hal yang dekat dengan khalayak pembacanya, dan tentunya hal yang sedang trending atau viral.

Ada sebuah kalimat populer yang menggambarkan nilai berita dengan sangat gamblang.

“When a dog bites a man, that is not news, because it happens so often. But if a man bites a dog, that is news.”

John B. Bogart, editor New York Sun

Seorang jurnalis senior pernah mengatakan hal serupa, “Megawati pakai baju merah, itu bukan berita. Namun Megawati pakai jas kuning, itu baru berita.”

Anda pernah melihat Megawati pakai jas kuning? Bila terjadi, pasti publik akan heboh dibuatnya; pasti semua koran akan menjadikannya headline.

Nilai berita dari sebuah peristiwa juga sangat bergantung dari sudut pandang dan wawasan si penulis berita. Sudut pandang yang dimaksud adalah bagaimana si penulis berita mencari sisi terbaik dari sebuah peristiwa untuk disajikan kepada para pembaca, dengan tetap menjaga objektivitas.

Wartawan dengan jam terbang tinggi mungkin dapat menemukan nilai berita tinggi dari sebuah peristiwa sederhana. Sebaliknya, penulis pemula mungkin saja mengalami kesulitan menemukan nilai berita dalam sebuah peristiwa, apabila ia kurang jeli, kurang tajam, atau kurang wawasan dalam memandang peristiwa itu.

Baca juga → Ramai OVO Dicabut dan Facebook Hilang dari IG, Segitunya Arti Sebuah Nama?


ke Daftar Isi ↑

Media Siber, Apa Bedanya?

Menulis berita di media siber atau media online sedikit berbeda dengan menulis berita yang akan diterbitkan di media cetak. Hal ini disebabkan karakter keduanya berbeda. Perilaku pembacanya pun berbeda. Beberapa hal berikut ini perlu menjadi perhatian ketika menulis berita untuk media online.

Hal-hal yang harus diperhatikan pada tulisan berita online:

1. Paragraf Pendek

Media online paling banyak dibaca menggunakan gawai yang biasanya berukuran kecil (smartphone) dan kurang ramah mata karena berupa layar yang memancarkan cahaya. Oleh karena itu, tulisan berita perlu memperhatikan kenyamanan dan kemudahan baca, agar para pembaca betah membacanya.

Cara yang paling umum adalah dengan membatasi panjang paragraf. Paragraf pendek membuat tulisan berita lebih “mengundang” untuk dibaca, karena terlihat lebih ringan dan tidak penuh sesak. Biasanya panjang paragraf di media-media online hanya berkisar dua hingga empat kalimat saja.

Ada tulisan berita di media online yang bahkan hanya terdiri dari satu kalimat saja dalam satu paragrafnya. Hal ini wajar, dan justru bisa digunakan untuk memberikan penekanan terhadap paragraf tersebut.

2. Singkat dan Lugas

Tidak hanya paragraf saja yang harus pendek dengan kalimat yang lugas, tulisan keseluruhannya pun perlu dibatasi agar tidak terlalu panjang. Umumnya berita langsung di media-media online hanya berkisar 300 kata. Semakin panjang tulisan, semakin berkurang motivasi pembaca untuk menuntaskannya, kecuali topik dan penyampaiannya dikemas sedemikian menarik.

Sering kita jumpai sebuah topik atau peristiwa diberitakan dalam beberapa judul berita di sebuah media online. Memecah tulisan menjadi beberapa bagian merupakan cara yang umum untuk membatasi panjang berita. Alih-alih membuat satu berita panjang dengan beberapa sudut pandang, lebih baik membuat beberapa tulisan pendek untuk masing-masing sudut pandang.

Jadi, sebaiknya hindari menulis berita terlalu panjang, karena kemungkinan besar tidak akan dibaca sampai akhir.

3. Aktual dan Akurat

Dunia siber adalah dunia yang paling aktual. Penyebaran informasinya sangatlah cepat. Semakin baru sebuah berita, semakin baik dari sisi aktualitas. Perlu diperhatikan, aktual bukan berarti asal cepat. Akurasi informasi tetap harus diutamakan. Fakta harus disampaikan dengan tepat dan akurat.

Selain akurasi informasi, perlu diperhatikan juga ketepatan dalam hal teknis penulisan. Hindari kesalahan ejaan dan tanda baca. Penulisan berita online juga harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang baik dan benar. Walaupun kalimat berita perlu sependek mungkin, jangan menghilangkan struktur lengkap S-P-O (Subjek-Predikat-Objek) atau minimal S-P (Subjek-Predikat), agar kalimatnya tidak menjadi salah secara tata bahasa.

4. Perang Judul

Media siber penuh sesak dengan informasi yang begitu banyak. Sebagian besar warganet hanya memindai (scanning) halaman saja, tanpa betul-betul membaca dengan seksama. Warganet hanya akan membaca berita yang menurutnya menarik.

5. Batasan Ruang

Penulisan berita yang singkat dengan paragraf pendek bertujuan untuk kenyamanan baca, bukan karena keterbatasan ruang seperti pada media cetak. Namun, walaupun ruang yang tersedia di media online lebih fleksibel, penulis tetap harus membatasi diri dan mengutamakan faktor kenyamanan para pembaca.

Keterbatasan ruang pada media cetak sering kali membuat adanya berita yang tampil sepenuhnya tulisan, tanpa ada foto atau gambar. Pada media online, tulisan tanpa gambar tentu kurang menarik. Sudah menjadi standar, berita di media online selalu didampingi foto atau gambar pendukung. Adanya foto dan gambar juga berfungsi untuk memperjelas informasi yang tidak bisa disampaikan hanya dengan tulisan.

Selain foto dokumentasi atau ilustrasi dari peristiwa yang sedang diberitakan, visualisasi lainnya dapat berupa grafik, tabel, atau diagram. Visualisasi berwujud infografis ini sangat populer dan dapat membantu pembaca mencerna informasi dengan lebih mudah.


ke Daftar Isi ↑

Kesalahan Umum Pemula

Penulis pemula yang baru pertama kali menulis berita, biasanya sudah pernah menulis jenis tulisan lain sebelumnya. Sebagai contoh misalnya seorang anggota panitia penyelenggara event yang sudah terbiasa menulis laporan kegiatan, lalu mencoba menulis press release untuk dikirimkan kepada awak media massa.

Contoh lain misalnya seorang dosen yang sering melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, dan sering menuliskannya dalam makalah atau jurnal. Agar kegiatannya itu bisa diketahui dan memberikan dampak lebih luas kepada masyarakat, ia pun mencoba menulis artikel berita sebagai referensi rekan-rekan jurnalis untuk dimuat di media massa, atau di majalah kampus.

Empat kesalahan umum pemula:

1. Gaya Penulisan

Kesalahan yang paling umum terjadi dalam hal ini adalah gaya penulisan yang masih dipengaruhi penulisan laporan, makalah, dan jurnal. Kesalahan yang paling sering adalah paragraf dan kalimat yang panjang. Kalimat panjang dengan anak-anak kalimat mungkin sudah biasa ditemukan pada tulisan laporan atau jurnal. Namun pada penulisan berita online, anak-anak kalimat sebaiknya dipecah menjadi kalimat-kalimat baru, untuk mempermudah pembaca mencerna informasi.

Gaya penulisan berikutnya yang masih mengakar dari penulisan laporan atau makalah adalah penyebutan kata ganti orang. Contohnya adalah kata ganti yang merujuk diri sendiri, seperti aku, saya, penulis, pengarang. Dalam tulisan berita, kalimat yang mengandung kata ganti orang pertama perlu diubah menjadi bersudut pandang orang ketiga. Penggunaan kata ganti beliau juga perlu dihindari, dengan langsung menyebutkan nama.

2. Judul Terlalu Kaku

Kesalahan berikutnya adalah dalam hal penulisan judul. Menulis judul berita yang diambil langsung dari judul tulisan laporan atau judul artikel jurnal tanpa modifikasi, biasanya menghasilkan judul yang kurang menarik. Kenapa? Sudah tentu karena judul laporan dan jurnal menggunakan gaya bahasa formal dan resmi, sehingga cenderung kaku.

Perlu diingat, pembaca berita online adalah khalayak umum, bukan akademisi atau pimpinan kantor tempat menyetorkan laporan kegiatan.

3. Alur Terbalik

Kesalahan selanjutnya berkaitan dengan struktur atau alur. Tulisan berita diawali dengan paragraf teras (lead), sedangkan tulisan laporan biasanya dimulai dengan latar belakang. Seseorang yang sudah terbiasa menulis laporan atau makalah, biasanya memulai paragraf dengan menyampaikan latar belakang. Tulisan berita seperti itu akan terlihat bertele-tele, tidak lugas.

Pada tulisan berita, latar belakang merupakan bagian informasi pendukung yang umumnya diletakkan bukan pada bagian awal. Membuka berita dengan teras yang menampilkan unsur pendukung bisa membuat pembaca segera berhenti dan mencari berita lainnya, karena merasa tidak mendapatkan informasi penting dengan segera.

4. Jam Terbang

Kesalahan berikutnya bukan berkaitan dengan teknis penulisan, tetapi lebih terkait dengan pengalaman. Apa pun yang kita lakukan, pengalaman adalah guru terbaik. Semakin sering kita menulis, semakin mahir dan semakin baik tulisan kita.

Harusnya demikian, bukan?

Namun untuk seorang penulis pemula, hal itu tidak cukup. Penulis pemula tak hanya perlu sering menulis, tetapi juga sangat perlu sering membaca. Perbanyak membaca berita dari situs-situs yang kredibel, dan bandingkan tulisan-tulisan di beberapa situs berita. Hal itu akan mempertajam dan mengasah wawasan, serta membantu kita mempelajari mana berita yang baik, dan mana yang tidak baik. Tentunya yang baik bisa kita contoh.

Rumus dan teori dasar penulisan berita ya itu-itu aja. Semua penulis berita mengacu pada kaidah-kaidah tersebut. Namun, ada tulisan-tulisan berita yang sangat menarik, membuat pembacanya betah membaca sampai titik akhir, bahkan mencari lagi berita-berita terkait. Di sisi lain, ada juga berita yang hanya dibaca terasnya saja, lalu langsung ditinggalkan.

Walaupun teorinya sudah matang, penulisan jurnalistik seperti berita juga termasuk produk kreatif hasil olah rasa penulisnya. Kreativitas dan jam terbang tentu sangat berperan.


ke Daftar Isi ↑

Rangkuman


(Iwan Santosa)

Referensi pustaka: 1) Anna McKanne. 2014. News Writing. Sage; 2) Paul Baines, John Egans, Frank Jefkins. 2004. Public Relations: Contemporary Issues and Techniques. Elsevier; 3) Haris Sumadiria. 2008. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature. Simbiosa Rekatama Media; 4) Asep Syamsul M. Romli. 2012. Jurnalistik Online: Panduan Mengelola Media Online. Nuansa Cendekia

ilustrasi atas: kolase clipart (sumber: WebStockReview) dan halaman surat kabar Soeara Asia (8 Desember 1942)  

CATATAN PENULIS:
Tulisan ini dibuat untuk tujuan edukasi. Anda diperkenankan membagikan dan mengutip sebagian isi artikel ini dengan menyertakan identitas penulis dan tautan sumber (contoh: Iwan Santosa, “Panduan Pemula: Mudah Menulis Berita ala Wartawan Siber”).

edukatif khusus
5 bintang | 11 penilai