Saat ini jumlah perguruan tinggi di Indonesia mencapai 4.589, menurut data PDDikti (Pangkalan Data Pendidikan Tinggi) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Republik Indonesia. Banyaknya perguruan tinggi tersebut menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah kampus terbanyak di dunia.
Bagaimana kita dapat mengetahui apakah sebuah perguruan tinggi berkualitas baik?
Terdapat banyak cara untuk menilai kualitas sebuah perguruan tinggi. Salah satu cara yang paling umum adalah dengan melihat peringkat akreditasinya. Peringkat akreditasi ini dikeluarkan oleh BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi), dengan status akreditasi A, B, C, atau terakreditasi unggul, baik sekali, baik, dan tidak terakreditasi.
- Webometrics Ranking of World Universities
- Bukan Ranking Website Universitas
- Apa Artinya Ranking Tinggi
- Tiga Indikator Penilaian
- Modus Kecurangan
- Reputasi Bukan Gengsi
Webometrics Ranking of World Universities
Selain status akreditasi BAN-PT, saat ini terdapat pemeringkatan lain yang juga populer, salah satunya adalah peringkat Webometrics. Berbeda dengan akreditasi BAN-PT yang menjadi standar nasional, Webometrics melakukan pemeringkatan terhadap universitas di seluruh dunia pada tingkat global. Hingga awal tahun 2021 Webometrics melakukan pemeringkatan terhadap lebih dari 31.000 universitas di 200 negara, termasuk 2.626 universitas di Indonesia yang memenuhi kriteria pemeringkatan.
Baca juga → Kampus Terbaik Webometrics, 4 PTN dan 8 PTS Ada di Bandung
Webometrics Ranking of World Universities pertama kali diterbitkan pada tahun 2004, diinisiasi oleh Cybermetrics Lab, sebuah institusi riset yang dimiliki oleh Consejo Superior de Investigaciones Científicas (CSIC), Spanyol. Dahulu, ranking Webometrics belum sepopuler saat ini dan bahkan sempat diragukan keabsahannya. Namun saat ini Webometrics telah memperoleh reputasi sebagai daftar peringkat yang terpercaya. Banyak universitas di Indonesia yang berlomba meningkatkan diri guna mendapatkan peringkat yang baik dalam daftar Webometrics.
Bukan Ranking Website Universitas
Tidak seperti akreditasi BAN-PT yang melakukan penilaian melibatkan peninjauan langsung dan pengecekan borang yang didaftarkan oleh universitas yang dinilai, Webometrics melakukan penilaian sepenuhnya secara online, menggunakan metodologi yang berbasis website. Mungkin karena itulah, banyak yang salah mengira dan menganggap bahwa Webometrics merupakan penilaian kinerja website universitas, dan tidak mencerminkan kualitas akademik sebuah universitas.
Webometrics dalam situs resminya menyatakan bahwa Webometrics Ranking of World Universities bukan merupakan pemeringkatan atas website universitas, tetapi merupakan pemeringkatan aktivitas penelitian dan akademik universitas yang direpresentasikan pada ranah online. Metodologi pengukurannya berlandaskan studi kuantitatif, riset scientometric dan bibliometric.
Apa Artinya Ranking Tinggi
Pada dasarnya, sebuah universitas dapat meningkatkan ranking Webometrics dengan memperbanyak publikasi ilmiah pada website-nya. Tidak hanya itu saja, publikasi tersebut juga harus berkualitas tinggi, yang ditunjukkan dengan banyaknya rujukan pada publikasi tersebut. Hal ini seiring dengan tujuan utama Webometrics, yaitu mempromosikan keterbukaan akses informasi akademik, dan meningkatkan transfer ilmu pengetahuan dari universitas kepada masyarakat luas.
Faktor website pun mempunyai peranan sangat penting, karena website yang sulit diakses dan tidak terkelola dengan baik, akan berakibat tidak efektifnya publikasi dan keberadaan universitas secara online. Jadi, dalam batas tertentu unsur website memegang peranan penting dalam metodologi penilaian Webometrics.
Dengan kata lain, sebuah universitas yang menduduki ranking Webometrics tinggi, dapat dipastikan memiliki publikasi akademik dengan kuantitas dan kualitas yang tinggi, serta memiliki website yang terkelola dengan baik.
Semakin besar universitas, semakin banyak penelitian dan publikasi yang dilakukan dan dipublikasikan secara online, dan semakin banyak publikasi yang menjadi rujukan sitasi, maka akan mendapatkan ranking yang semakin tinggi. Sebuah universitas yang memiliki website sangat baik, belum tentu menduduki peringkat Webometrics tinggi bila tidak memiliki publikasi berkualitas dan berkuantitas tinggi.
Tiga Indikator Penilaian
Seluruh faktor online presence tersebut menjadi pertimbangan dalam penilaian Webometrics yang dilakukan menggunakan metodologi kuantitatif. Pengukuran dan penilaian dilakukan terjadwal dua kali dalam setahun, yaitu pada periode tanggal 1-20 setiap bulan Januari dan Juli. Pada tahun 2021 metodologi Webometrics menilai tiga indikator yaitu visibility, transparency atau openness, dan excellence atau scholar.
1. Indikator Visibility
Indikator ini menilai dampak dari informasi yang tersedia pada website (web content impact), menggunakan data yang bersumber dari Ahrefs dan Majestic. Indikator visibility berbobot 50%.
2. Indikator Transparency (Openness)
Indikator ini menilai jumlah sitasi, menggunakan data yang bersumber dari Google Scholar Profiles. Indikator transparency berbobot 10%.
3. Indikator Excellence (Scholar)
Indikator ini menilai banyaknya karya tulis yang disitasi, menggunakan data yang bersumber dari Scimago. Indikator excellence berbobot 40%.
Modus Kecurangan
Penilaian Webometrics diketahui cukup ketat, dan metodologinya diperbarui secara terus menerus untuk menjaga akurasi dan kualitas penilaian mengikuti perkembangan. Webometrics juga menerapkan penalti bagi universitas yang diketahui melakukan manipulasi atau kecurangan demi mendapatkan penilaian yang tinggi.
Misalnya saja bila terdapat data ganda pada Google Scholar Citations, baik disengaja ataupun tidak, atau dengan sengaja menambahkan author dari universitas lain, maka sebuah universitas bisa dikenai penalti hingga tidak diikutsertakan lagi dalam penilaian.
Webometrics memperingatkan, pada penilaian terbaru yang akan dirilis akhir Juli 2021, salah satu hal penting yang harus diwaspadai terkait indikator transparency adalah adanya penalti berupa nilai nol bagi universitas yang memasukkan profil non-individu (termasuk jurnal, departemen, atau kelompok) dalam Google Scholar. Demikian pernyataan pada situs resminya.
Reputasi Bukan Gengsi
Meningkat drastisnya online learning sejak tahun lalu, ketika pandemi melanda dunia, telah memaksa sebagian besar institusi pendidikan untuk mendayagunakan bahkan beralih ke metode pembelajaran online atau pembelajaran jarak jauh (PJJ). Pembelajaran online atau e-learning akan menjadi semakin populer dan meluas. Website pun telah menjadi sarana utama untuk memperlancar kebutuhan tersebut, minimal sebagai repositori untuk menyimpan sumber daya informasi pembelajaran.
Putu Andhika Kurniawijaya dkk. dalam artikel berjudul “Perencanaan Strategis Menuju Webometrics dan 4ICU pada Website Perguruan Tinggi” (Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, Vol. 18, No. 1, Januari – April 2019) menyebutkan bahwa salah satu strategi untuk meningkatkan ranking Webometrics adalah dengan meningkatkan jumlah file publikasi. Strategi ini meliputi pembangunan repositori, memperbanyak konversi file publikasi ilmiah, serta perlunya kebijakan penelitian dan publikasi ilmiah universitas. Hal ini dapat dilakukan oleh sebuah universitas yang memang aktif melakukan penelitian dan publikasi ilmiah, serta memiliki tata kelola yang baik.
Era MOOC (Massive Open Online Course) pun nantinya akan mendorong institusi-institusi perguruan tinggi untuk menyediakan akses informasi yang lebih banyak lagi kepada publik secara terbuka. Dengan demikian, Webometrics akan menjadi semakin relevan untuk menilai sebuah perguruan tinggi dalam kancah keterbukaan dan akses informasi global.
Bukan gengsi semata, peringkat Webometrics dapat menggambarkan seberapa besar sebuah institusi perguruan tinggi, seberapa banyak dan aktifnya peneliti dan penelitian yang dilakukan, seberapa besar ketersediaan akses informasinya, juga seberapa mudah institusi tersebut dijangkau secara online. Oleh karena hal-hal tersebut, tidaklah aneh bila universitas-universitas besar di Indonesia seperti UI (Universitas Indonesia) dan UGM (Universitas Gadjah Mada) selalu menjadi langganan menduduki peringkat teratas Webometrics Indonesia.
(@infokampus)
Tel-U urutan 7 bro! Mantap
Ini sangat menarik, Terima kasih telah berbagi artikel Anda. Saya sangat menghargai upaya Anda dan saya akan menunggu posting Anda selanjutnya, terima kasih sekali lagi
kampus sehat
Webometrics dulu kurang dipercaya, tapi sekarang udah jadi patokan kredibel, metodologinya valid.
Tapi jangan langsung menilai uni hanya dari sini. Webometrics hanya menggambarkan publikasi dan seberapa terbuka uni secara online.
Jadi tidak bisa menggambarkan apakah kurikulumnya bagus, atau cara pengajarannya bagus.
Heheh… maaf mimin komentarnya panjang. Kemarin barusan dijelaskan oleh rekan2 saya yang lebih paham… Btw, daftar terbaru edisi Juli 2022 udah dirilis resmi. 🙏🙏
Terima kasih atas informasinya, Mba Nabila. Panjang tidak mengapa, semoga membantu para pembaca lainnya.
Update ranking Webometrics 2023: Webometrics Perbarui Kriteria, Cermati 100 Kampus Terbaik Indonesia 2023
Terimakasih informasinya. Kunjungi https://unair.ac.id/
Its not my first time to go to see this web site, i am browsing
this web site daily and obtain fastidious facts from here everyday.
Also visit my web-site … palcomtech university