Dunia akademik terusik dengan munculnya daftar peringkat perguruan tinggi terbaik berdasarkan kinerja riset. Dalam pemeringkatan yang belum lama ini diumumkan, terdapat beberapa perguruan tinggi Indonesia yang masuk daftar ScholarGPS® Institutional Rankings.
Enam perguruan tinggi terbaik Indonesia pada kategori keseluruhan bidang ilmu dengan kriteria periode penilaian Lifetime adalah Universitas Indonesia (UI) pada peringkat 1 (2412 global); Alauddin Islamic State University (UIN Alauddin) pada peringkat 2 (2455 global); Bandung Institute of Technology (ITB) pada peringkat 3 (2471 global); Universitas Jember pada peringkat 4 (2949 global); Universitas Terbuka pada peringkat 5 (2958 global); dan Maranatha Christian University (Universitas Kristen Maranatha) pada peringkat 6 (3158 global).
Komposisi keenam perguruan tinggi negeri (PTN) dan swasta (PTS) yang menduduki posisi teratas Indonesia pada ScholarGPS® Institutional Rankings 2024 itu menarik perhatian banyak pihak, baik masyarakat umum maupun komunitas akademisi perguruan tinggi.
Beberapa PTN dan PTS papan atas Indonesia seperti UGM, UPI, atau Unair, juga UPH, Binus, hingga Telkom University, yang biasanya tercantum dalam daftar peringkat yang dirilis oleh lembaga-lembaga pemeringkat lainnya, tidak muncul dalam daftar peringkat ScholarGPS tersebut.
Hal ini memancing pertanyaan dan perdebatan, terkait seberapa valid pemeringkatan yang dilakukan oleh ScholarGPS.
Baca juga → Sebelas Kampus Swasta Terbaik Jawa Barat Akreditasi Unggul (2025)
Penobatan Peneliti Terbaik Dunia
Salah satu kategori pemeringkatan yang sempat mengejutkan banyak akademisi adalah penganugerahan status Top Scholar kepada para peneliti terbaik yang memenuhi kriteria tertentu.
Status Top Scholar diberikan terbatas kepada para peneliti terbaik dunia, yakni 0,5 persen di antara 30 juta akademisi dari 120 ribu institusi pendidikan di seluruh dunia. Status bergengsi ini diberikan kepada para akademisi berdasarkan kualitas dan kuantitas penelitian yang dilakukan pada bidang ilmu dan topik spesifik.
Status Top Scholar memberikan rekognisi secara global atas kinerja dan dampak penelitian yang telah dilakukan oleh seorang akademisi. Kinerja ini dinilai berdasarkan kualitas dan kuantitas akademisi dalam melakukan penelitian, banyaknya sitasi, dan skor h-index.
Sebagai gambaran, ScholarGPS memberikan penghargaan terbaru status Top Scholar (2024) pada disiplin ilmu Pharmacology and Toxicology, kategori specialty Antioxidant, hanya kepada dua orang peneliti dari Indonesia.
Pertama adalah Prof. Dr. Ir. Irmanida Batubara, S.Si., M.Si. dari IPB University, mendapatkan pengakuan Top Scholar – Prior 5 Years, peringkat 515 global. Berikutnya adalah Prof. Dr. Wahyu Widowati, M.Si. Dari Universitas Kristen Maranatha, mendapatkan pengakuan Top Scholar – Prior 5 Years, peringkat 592 global.
Selain itu, ada lagi beberapa akademisi Indonesia yang mendapatkan rekognisi Top Scholar pada disiplin ilmu, specialty, dan kriteria periode penilaian lainnya. Jumlah akademisi Indonesia yang berhasil menembus kinerja tinggi dan mendapatkan status Top Scholar tidak banyak, apalagi dibandingkan dengan jumlah seluruh akademisi di Indonesia.
Rekognisi ini menjadi kebanggaan tersendiri pagi para akademisi yang menerimanya, termasuk bagi institusi dan negara asal akademisi tersebut karena mendapatkan pengakuan secara global pada bidang ilmu yang ditekuni.
Baca juga → Gaji Fresh Graduate Sarjana Bandung Tembus 8 Digit, Tertinggi Lulusan Apa?
Platform Data Analytics Akademik
Menggali lebih dalam, PTN dan PTS papan atas Indonesia rupanya tercantum dalam daftar peringkat pada kategori lain, yakni kategori keseluruhan bidang ilmu (All Fields) dengan kriteria periode penilaian Prior 5 Years. Pada kriteria ini, terdapat 39 PTN dan PTS terbaik Indonesia.
Lebih detail lagi, ScholarGPS juga memiliki banyak kategori lainnya untuk menampilkan peringkat berdasarkan kriteria yang lebih spesifik. Di antaranya adalah Country Rankings, Scholar Rankings, Top Scholars by Expertise, Top Scholars by Institution, hingga Top Scholars by Country.
Platform ScholarGPS juga dapat menampilkan data-data statistik penelitian, institusi peneliti, wilayah geografis, profil akademisi, kuantitas dan kualitas publikasi ilmiah, hingga data-data spesifik berdasarkan bidang keilmuan dan topik penelitian.
Seluruh data tersebut dapat direpresentasikan dalam bentuk grafik dan tabel peringkat untuk memudahkan para akademisi melakukan analisis dan pemantauan kinerja riset. Seluruh statistik yang ditampilkan diperoleh dari pemanfaatan teknologi AI, data analytics, dan data mining dari sumber-sumber data akademik yang komprehensif.
Dikutip dari situs resminya, sumber data tersebut mencapai lebih dari 200 juta publikasi dan tiga miliar sitasi, juga profil riset lebih dari 30 juta akademisi pada 120 ribu institusi akademik dan nonakademik di seluruh dunia.
Terlepas dari adanya perdebatan mengenai metode pemeringkatan yang mungkin belum banyak diketahui dan dipahami secara luas, ScholarGPS pada intinya adalah tambang data akademik yang pada sisi tertentu bisa dibilang sejenis dengan platform lainnya seperti Google Scholar.
Dapatkah Dipercaya dan Diandalkan?
Adanya perdebatan dan keraguan terhadap hasil pemeringkatan yang dilakukan oleh ScholarGPS cukup wajar dan dapat dipahami, mengingat platform ini merupakan platform baru, resmi diluncurkan pada akhir 2024.
Institusi yang berada di baliknya pun masih tergolong baru, yakni Meta Analytics LLC., sebuah perusahaan teknologi penyedia platform scholarly analytics berlokasi di California yang didirikan pada tahun 2023.
Hal serupa juga pernah terjadi pada lembaga pemeringkat lainnya seperti Webometrics dan UniRank. Kedua lembaga pemeringkat ini pun pernah diragukan pada masa awal kemunculan mereka. Namun, kini keduanya telah menjadi referensi terpercaya.
Masing-masing lembaga pemeringkat memiliki metode, kriteria, dan algoritma yang khas dalam mengolah data dan menampilkannya dalam suatu hasil pemeringkatan. Para pengguna data dan hasil pemeringkatan perlu memahami metodologi dan tujuan dari pemeringkatan yang dilakukan oleh masing-masing lembaga pemeringkat.
Hal ini penting agar para pengguna data tidak latah dan dapat memanfaatkan hasil pemeringkatan beserta segala data di baliknya untuk tujuan-tujuan positif.
Bagi akademisi, data-data dan pemeringkatan ini dapat dimanfaatkan antara lain sebagai sarana untuk melakukan benchmarking, monitoring, evaluasi, hingga membantu perencanaan strategis roadmap penelitian.
Bagi masyarakat umum, hasil pemeringkatan dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan gambaran mengenai kelebihan atau kekurangan sebuah institusi perguruan tinggi, kepakaran para akademisi yang dinaunginya, bidang-bidang penelitian apa saja yang menjadi fokus penelitian, hingga seberapa besar dampak penelitiannya untuk masyarakat secara luas atau untuk bidang tertentu.
(Info Kampus)
ilustrasi foto atas: ScholarGPS
editor: MA
