Jembatan merah Teras Cikapundung_810

Teras Cikapundung, Wajahmu Kini

Tepat pada bulan Januari tiga tahun lalu (2016) Teras Cikapundung resmi dibuka. Saat peresmian itu Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menceritakan mimpinya, wisata sungai layaknya di Venesia. Tiga tahun berlalu, bagaimana wajah Teras Cikapundung saat ini?

Suasana Teras Cikapundung
Suasana pagi di Teras Cikapundung, dari sisi sungai seberang amfiteater. (foto: Iwan Santosa, 2019)

Para pengunjung mulai terlihat berdatangan sekitar pukul delapan. Ada para pesepeda yang mampir untuk beristirahat, ada keluarga yang sengaja datang untuk berjalan-jalan, ada juga serombongan anak sekolah yang berekreasi bersama. Rupanya jembatan merah yang menghubungkan sisi selatan dan sisi utara sungai, menjadi tempat berfoto favorit bagi kebanyakan pengunjung.

Baca juga → Jangan Asal Jepret, Yuk Bikin Fotomu Bercerita!

Jembatan merah Teras Cikapundung
Jembatan merah ikon Teras Cikapundung
Salah satu spot favorit Teras Cikapundung adalah jembatan merah yang sangat menarik perhatian. Jembatan ini melintas di atas Sungai Cikapundung, menghubungkan sisi bagian utara dan selatan. (foto: Iwan Santosa, 2019)

Melintas di atas jembatan ini, ke arah barat kita bisa melihat pemandangan Sungai Cikapundung ke arah hulu. Di tepi kiri dan kanannya ada bagian yang rimbun dengan pepohonan. Bila memandang ke arah timur, kita dapat melihat aliran Sungai Cikapundung membelah permukiman warga menuju hilir, melewati kolong jembatan Jalan Siliwangi.

Memandang ke arah bawah, jelas terlihat air Sungai Cikapundung. Sayang sekali pagi itu air sedang surut. Setengah lebar sungai tampak kering bebatuan dasarnya. Sepertinya air yang surut ini juga menyurutkan minat para pengunjung untuk bermain wahana perahu karet yang tersedia. Tidak banyak yang memanfaatkannya.

Lain halnya dengan “Kolam Tujuh Kura”, kolam terapi ikan ini ramai pengunjung. Laki-laki, perempuan, orang dewasa, hingga anak-anak tampak berjajar menenggelamkan kaki mereka di sisi kolam, menghadap tujuh patung kura-kura. Air kolam yang dingin dipadu angin pagi yang sepoi-sepoi tentu terasa nyaman.

Di dekat kolam ini terdapat sumur kecil yang menampung air dari salah satu mata air. Bebatuan kecil yang tampak jelas di dasar sumur menandakan betapa jernihnya air dari mata air ini. Begitu jernih dan menyegarkan.

Melihat air di sumur itu, dan membandingkannya dengan air yang mengalir di sungai, bagaikan membandingkan bumi dan langit. Air sungai yang melintasi Teras Cikapundung pagi itu tampak hijau kecoklatan. Bila diamati, bungkusan sampah dan popok bekas rutin melintas. Jumlahnya memang tidak banyak, tetapi cukup mengganggu pengalaman berwisata yang sempurna. Tidak hanya di sungai, sampah plastik sisa makanan dan minuman pengunjung juga terlihat di beberapa titik kawasan Teras Cikapundung ini.

Diceritakan oleh R. Sugiatno, yang akrab disapa Wa Cadok, pengelola kawasan Teras Cikapundung sekaligus Ketua Komunitas Cikapundung, bahwa untuk menjaga kebersihan sungai dan kawasan wisata, masyarakat sekitar rutin melakukan pembersihan sampah. Para pengunjung yang menikmati Teras Cikapundung ini memang belum sepenuhnya sadar diri mengenai sampah. Ada saja yang masih membuang sampah sembarangan.

Baca juga → Sampah Oh Sampah, Jadilah Berkah Jangan Masalah

Dukung Citarum Harum

Amfiteater Teras Cikapundung
Kursi taman di Teras Cikapundung
Keberadaan Teras Cikapundung sebagai taman kota dengan fasilitas publik cukup lengkap dapat menghadirkan kesegaran di tengah Kota Bandung yang padat. (foto: Iwan Santosa, 2019)

Memang Teras Cikapundung ini hanyalah satu bagian kecil dari program restorasi Sungai Cikapundung, dan tentunya tidak dapat serta-merta menyelesaikan permasalahan sungai yang sebetulnya sangat kompleks. Namun program revitalisasi Teras Cikapundung ini, yang disebut sebagai percontohan nasional restorasi sungai, dapat diterapkan dalam skala yang lebih besar.

Teras Cikapundung bukan hanya pembenahaan fisik bantaran sungai saja, tetapi juga program pemberdayaan masyarakat dalam sebuah wahana konservasi, wisata ekologi, dan edukasi.

Cikapundung sebagai salah satu anak sungai Citarum, tentu memiliki andil cukup besar dalam upaya pemulihan sungai Citarum yang saat ini sedang digalakkan. Bila Cikapundung telah benar-benar bersih seperti yang diimpikan, pasti program Citarum Harum juga akan selangkah lebih dekat dengan kenyataan.


(Iwan Santosa)

Tulisan ini terbit di harian Kompas, 28 Januari 2019 (Griya Ilmu Jawa Barat, hal. 16)

foto atas: Iwan Santosa

gagasan khusus
5 bintang | 5 pendukung