Bercermin di Wajah Sungaiku
Kumpulan Esai tentang Citarum
dan Sungai Kita
Penulis:
Eka Budianta, Gai Suhardja,
Abram Pratama, Anny Nurbasari, Anton Sutandio, Belinda Sukapura Dewi, Dedeh Supantini, Demes Chornelia, Heru Susanto, Iwan Santosa, Lois Denissa, Maria Christine, Mariska Elisabeth, Meilinah Hidayat, Ratnadewi, Rene Arthur, Ria Wardani, Rosa Permanasari, Susy Tjahjani, Teresa Liliana Wargasetia, Tiur Gantini
Editor:
Anton Sutandio, Dedeh Supantini, Iwan Santosa, Lucia Indarwati
Ilustrasi Foto:
Abram Pratama, Belinda Sukapura Dewi, Harijadi Pramono,
July Ivone, Lusiana Darsono, Iwan Santosa
Sungai sebagai sumber kehidupan yang berubah menjadi tempat sampah dan kotoran, terjadi di berbagai sungai di seluruh dunia. Namun di negara-negara yang sudah melalui peradaban maju, mereka mengubah tata kelola air sungai, mereka mengembalikan fungsi sungai seperti keadaan semula. Dengan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sudah maju, mereka berhasil membersihkannya dari kotoran, tinja, dan limbah beracun atau sampah hasil rumah tangga serta industri.
Sungai Citarum, sungai terpanjang di Jawa Barat, dan anak sungainya yaitu Sungai Cikapundung yang mengalir di tengah-tengah Kota Bandung juga mengalami permasalahan yang sama. Pemerintah pusat dan daerah pun berjibaku dalam penanganan revitalisasi dan rehabilitasi melalui program Citarum Harum, melibatkan seluruh elemen pemangku kepentingan.
Seperti apakah pandangan dan pemikiran orang-orang mengenai Sungai Citarum, Sungai Cikapundung, dan secara umum sungai-sungai di bumi kita ini? Gai Suhardja, seorang pegiat budaya dan lingkungan yang telah cukup lama berkecimpung dalam gerakan-gerakan pelestarian Citarum dan Cikapundung, menggagas terbitnya kumpulan esai ini.
Gai bersama kawan-kawan yang tergabung dalam komunitas Maranatha Writers & Readers Club merasa terpanggil untuk mengambil bagian dalam upaya pelestarian sungai. Mereka mencurahkan isi hati dan pikiran masing-masing dalam bentuk esai. Keseluruhan esai merupakan gagasan, cara pandang, pengalaman, dan impian mengenai sungai dan kelestariannya.
Semoga tulisan-tulisan dan gambar yang dirangkum dalam kumpulan esai ini dapat menjadi bagian kecil dari catatan sejarah mengenai Sungai Citarum dan Sungai Cikapundung; bagian kecil dari sebuah impian besar untuk memulihkan sungai yang kita cintai. Semoga gagasan dan curahan hati ini dapat menggugah seluruh pembaca untuk semakin peduli dan semakin mencintai sungai-sungai di bumi ini.
Didedikasikan untuk lestarinya Sungai Cikapundung dan Citarum serta masa depan sungai-sungai kita
Sambutan oleh Letjen TNI (Purn.) Dr. (H.C.) Doni Monardo
21 Esai oleh 21 Sahabat Sungai
- Citarum dan Indonesia Baca
(Eka Budianta) - Citarum sebagai Wadah Kehidupan Baca
(Demes Chornelia) - Mengenal Teras Cikapundung
(Maria Christine) - Potensi Ekowisata Sungai Cikapundung
(Anny Nurbasari) - Estetika Teras Cikapundung
(Belinda Sukapura Dewi) - Dari Cikapundung Menuju Citarum, Jalan Panjang Tak Kunjung Harum Baca
(Iwan Santosa) - Teras Cikapundung: Oase atau Fatamorgana?
(Anton Sutandio) - Soft Space in-between
(Lois Denissa) - Berefleksi di Wajahmu, Cikapundung
(Dedeh Supantini) - Membaca Sungai
(Rene Arthur) - Sungaiku Jangan Menjadi Penyebar Penyakit
(Meilinah Hidayat) - Bahaya Polusi Air: Apa yang Bisa Kita Lakukan? Baca
(Teresa L. Wargasetia) - Harmoni Air dan Manusia
(Ria Wardani) - Belajar dari Sang Sungai
(Mariska Elisabeth) - Mancing di Cikapundung
(Rosa Permanasari) - Cinta Cikapundung
(Susy Tjahjani) - Menelusur Jejak Sapiens di DAS Cikapundung
(Abram Pratama) - Sungai Cerdas
(Ratnadewi) - Coretan Hidup Sungai Citarum Baca
(Tiur Gantini) - Relevansi Relokasi Industri DAS Citarum Baca
(Gai Suhardja) - Surat untuk Sungaiku
(Heru Susanto)
Maranatha Writers & Readers Club
© 2019-2022
Penerbit PT Kanisius
Tersedia di Kanisius Shop & Gramedia Digital
Lihat buku ini di Google Books
. . .
Berbagi semangat pelestarian sungai, wujudkan Citarum Harum
Anda bisa membeli atau mendapatkan buku ini gratis → klik di sini
Ikuti kami di IG @kayainspirasi
. . .
Lihat juga buku ini → The Future of Ideas