Tentang Kumpulan Esai Ini
Isu kelestarian sungai kembali memanas ketika pemerintah pusat menggelorakan program Citarum Harum pada awal tahun 2018. Citarum Harum menjadi tumpuan harapan untuk pulihnya Sungai Citarum, sungai terpanjang di Jawa Barat. Beberapa program sebelumnya juga pernah diselenggarakan guna mengatasi permasalahan Sungai Citarum. Namun, sepertinya semua program itu belum mampu mengembalikan kondisi Citarum.
Citarum Harum adalah program besar yang direncanakan jangka panjang dan melibatkan banyak elemen. Presiden Joko Widodo menargetkan revitalisasi dan rehabilitasi Sungai Citarum secara bertahap hingga tujuh tahun sejak 2018. Citarum Harum melibatkan lima unsur sebagai salah satu formula unggulannya, yang disebut pentahelix. Kelima unsur itu adalah pemerintah, masyarakat atau komunitas, akademisi, pengusaha atau swasta, dan media. Sinergi kelima unsur pentahelix itu diyakini sebagai kekuatan untuk mencapai keberhasilan program Citarum Harum.
Sejak program Citarum Harum dicanangkan, Universitas Kristen Maranatha sebagai unsur akademisi pun ikut aktif berpartisipasi dalam upaya pemulihan Citarum. Partisipasi para akademisi dari Universitas Kristen Maranatha sebagian besar diwujudkan dalam bentuk kajian ilmiah dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Hal itu sekaligus menjadi bentuk nyata perwujudan tridarma perguruan tinggi.
Pada November 2018, komunitas pembaca dan penulis yang tergabung dalam Maranatha Writers and Readers Club berinisiatif untuk ikut bersumbangsih dalam upaya pelestarian sungai, khususnya Citarum dan Cikapundung yang membelah Kota Bandung, tempat mereka hidup dan beraktivitas. Sedemikian kuat keinginan mereka untuk ikut mengambil bagian dalam gerakan Citarum Harum, mewujudkan cita-cita bersama untuk kembali sehatnya Sungai Citarum. Lokakarya penulisan esai pun diselenggarakan, dan diikuti oleh para akademisi dan civitas academica yang sebagian besar dari lingkungan Universitas Kristen Maranatha. Menariknya, sebagian dari mereka belum pernah menulis esai, apalagi mengenai sungai.
Penulis esai dalam buku ini sebagian besar adalah akademisi dengan keahlian dan dedikasi dalam bidangnya masing-masing. Perjalanan cukup panjang harus mereka lalui, sampai akhirnya terkumpullah semua esai yang dikompilasi dalam buku “Bercermin di Wajah Sungaiku” ini. Lamanya perjalanan mulai dari tercetusnya ide menulis hingga akhirnya berwujud sebuah buku, menggambarkan kesulitan dan kendala yang harus dilewati. Semua gagasan, ide, cerita, bahkan imajinasi yang tertuang dalam setiap esai merupakan dedikasi untuk kelestarian Citarum, Cikapundung, dan semua sungai di bumi pertiwi ini.
Halaman ini adalah bagian dari kumpulan esai “Bercermin di Wajah Sungaiku”
Jelajahi artikel inspiratif lainnya »