poster donor plasma konvalesen PMI

7 Fakta Plasma Konvalesen Covid-19 yang Kontroversial

Terapi plasma konvalesen mulai ramai diperbincangkan sejak tahun lalu, seiring merebaknya pandemi Covid-19 di Indonesia. Sejak pertama kali disiarkan melalui media massa nasional sekitar April 2020, masyarakat mulai mengenal terapi ini. Terlepas adanya kontroversi yang sebelumnya sempat menyeruak, saat ini terapi plasma konvalesen telah diakui sebagai salah satu senjata melawan Covid-19.

Sederhananya, terapi plasma konvalesen dilakukan dengan memberikan plasma orang yang telah sembuh dari Covid-19 kepada penderita Covid-19. Plasma yang didonorkan oleh para penyintas Covid-19 adalah bagian dari darah yang sudah mengandung antibodi Covid-19.

Terapi plasma konvalesen telah ikut menorehkan sejarah luar biasa bangsa Indonesia, sebagai salah satu pionir penghadang Covid-19 di negeri ini. Sebelum vaksin aktif ditemukan, terapi plasma konvalesen menawarkan pemecahan untuk mengatasi Covid-19 melalui imunisasi pasif. Ini adalah salah satu fakta yang membawa angin segar dan harapan dalam perjuangan melawan Covid-19.

Tujuh fakta berikut ini tidak kalah menariknya, dan sebagian mungkin belum banyak diketahui masyarakat.


1. Metode Terapi Jadul

2. Dipelopori Ahli Genetika dari Bandung

Penerapan terapi plasma konvalesen di Indonesia dipelopori oleh Dr. dr. Theresia Monica Rahardjo, Sp.An., KIC., M.Si., M.M., MARS. Ia adalah seorang ahli genetika dan biologi molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

International Webinar Convalescent Plasma Therapy (21 May 2021)
Dokter Monica pada acara International Webinar Convalescent Plasma Therapy, 21 Mei 2021

3. Buku Panduan RS Rujukan di Indonesia

4. Pertama Kali di RSPAD Gatot Soebroto

5. Efikasi Mencapai 90 Persen

Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin menyatakan, “Hasil penelitian maupun praktik penggunaan plasma konvalesen di Indonesia, seperti yang dilakukan oleh PMI dan Kementerian Kesehatan, serta beberapa rumah sakit utama di Jakarta, Yogyakarta, dan Malang juga menunjukkan efikasi yang tinggi, yaitu antara 60 persen sampai 90 persen.” Hal ini ia ungkapkan dalam acara Pencanangan Gerakan Nasional Donor Plasma Konvalesen, 18 Januari 2021.

6. Gerakan Nasional

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito dalam keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, 9 Februari 2021 menyebutkan, “Donor plasma konvalesen merupakan upaya yang mulia sekaligus bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kesembuhan yang diberikan-Nya.”

7. Donor 36 Ribu Kantong Plasma


(is)

#BersatuLawanCovid19

sumber gambar atas: covid19.go.id

Ini juga menarik → Antara Dahlan Iskan dan Dok Mo Konvalesen

edukatif umum
5 bintang | 5 penilai